Sonsaengnim, saranghaeyo! (Part. 5/End)


Link part sebelumnya
Part. 1
Part. 2
Part. 3
Part. 4

Author : Chiputri (@Chiputris)

Rating : PG 15

Lenght : Series

Genre : Romance

Cast : SNSD Seohyun, Super Junior Kyuhyun, Super Junior Donghae, others

Disclaimer : The story belong to me. the cast belong to God 🙂

Note : Finallyyyyyy!! maaf maaf maaaaaaf menunda part ini amat sangat terlaluuuu lama -______-

langsung aja ya. monggo dibacaaa

WAJIB RLC!! READ, LIKE, & COMMENT!

♥♥♥

Kedua lelaki itu terdiam tak berbicara dengan posisi berjauhan, masing-masing sibuk dengan pikiran dan kegiatannya sendiri. Yang satu sibuk mondar-mandir di depan sebuah pintu coklat tua dan pria satunya lagi terduduk disebuah bangku tunggu tak jauh darinya; kedua tangannya terpaut, kepalanya tertunduk tapi badannya tak bisa diam seperti gelisah menunggu sesuatu. Terkadang kegiatan mereka terhenti seperti diberi aba-aba dan saling tatap dengan pandangan curiga.

Seorang pria dengan seragam putihnya muncul dari balik pintu coklat tua. Sebuah stetoskop mengalung dilehernya.

“Bagaimana keadaannya?” ucap kedua pria tadi berbarengan dan lalu mereka saling lirik sebal.

“Kalian keluarganya?”

“Ne.” serentak.

“Aku Cho Kyuhyun.”

“Aku Lee Donghae.”

“Ini hasil cek-nya, dok.” seorang wanita berseragam putih terusan juga muncul dari balik pintu coklat dan setelah menyerahkan sebuah amplop ia kembali lagi ke dalam.

Sang dokter membuka sebuah amplop coklat berukuran sedang di tangannya. Ia membaca secarik kertas dari dalam amplop tersebut dengan teliti. Setelah dapat penyimpulan, wajah dokter itu berubah menjadi senang.

“Siapa suaminya?”

“uh!?”

Dokter itu melirik keduanya, menunggu salah satu dari mereka menjawab pertanyaannya. Sedikit gemas dia dengan dua pemuda di depannya. Tak tahu apakah mereka tuli atau memang tidak mengerti, “Aku tanya, siapa suaminya?”

Kedua pria itu saling pandang dan berteriak nyaring bersamaan. “Aku!”

“Eh?”

“Jadi….”

“Selamat, Ny. Seo Joohyun hamil.” wajahnya menyatakan kegembiraan. Jika seorang wanita hamil, bukankah itu kabar baik? “dengan siapa aku harus memberi selamat?” tanyanya pada dua pria yang melotot dengan pandangan tak percaya. Mimik wajahnya terlihat bingung, ia menatap dua pria di depannya dengan seksama. Apa memang benar jika poliandri itu sedang jadi tren?

“Ya kau, idiot! Kau pasti yang menghamilinya!”

“MWO? Aku??” telunjuknya menuding dirinya sendiri. “YA! seharusnya aku yang mencurigaimu! Yang menginap dirumah Seohyun lebih dulu itu kau, bocah mesum!” tuduhnya tak kalah sengit.

Kedua pria itu saling mencengkram kerah lawan bicaranya. Sang dokter sebenarnya ingin melerai, tapi dia sendiri bingung dengan situasinya—ini tentang perawan yang hamil di luar nikah dengan pelakunya salah satu dari mereka atau wanita dengan dua suami yang saling tuduh atas kehamilan istri mereka sendiri? Oh dunia.

Pintu coklat dibuka dengan tergesa. Wanita dengan seragam putih terusan tadi keluar dengan ekspresi bersalah. Segera ia menghampiri sang dokter “Jeosonghamnida, dokter. Yang tadi itu tertukar, ini yang benar.” Kembali ia menyerahkan sebuah amplop coklat.

Sang dokter kembali membaca isi amplop itu dengan seksama.

“Ah maaf, ternyata hasilnya tertukar. Ternyata Ny. Seo Joohyun tidak jadi hamil.” sekarang raut sedih yang tergambar di wajahnya. Kabar kehamilan yang salah itu bukankah mengecewakan? Setidaknya perasaan ini dialami oleh sebagian banyak pasangan. Tapi ia ragu untuk pasangan, ah bukan, pasangan hanya untuk seorang laki-laki dan seorang perempuan, tapi ini?

Sang dokter kembali membaca hasil cek. “ia hanya menderita asam lambung.”

“Apa kubilang? Kau harus bertanggung jawab, bocah mesum!”

“Eh. Apa yang kau bilang tadi?”

“Maaf. Tapi, Ny. Seo Joo Hyun tidak hamil.”

Keduanya perlahan melepaskan cengkraman tangan masing-masing dari kerah lawan bicaranya dan terduduk lemas bersamaan dengan ekspresi campur-aduk—lega, bahagia, haru, dan lucu. Lihatlah, betapa penyakit jantung sangat mudah menyerang semua usia. Apa jadinya kalau berita tadi benar adanya?

“Boleh aku melihatnya, dok?” Kyuhyun mengambil inisiatif duluan.

“Silahkan,”

“Aku juga.”

“…asal kalian tidak membuat keributan. Ny. Seo Joohyun butuh istirahat dan ketenangan.” Sang dokter melirik arloji silver alba dipergelangan kirinya—banyak yang harus dikerjakan. Detik kemudian ia pamit dengan dua pemuda tanggung itu. Sang dokter sudah dapat penyimpulan—jadi ini tentang istri dua dengan suami yang ribut akan benih yang ada di perut istrinya sendiri? Bukan begitu?

Keduanya mengangguk dan berlomba masuk ke dalam duluan. Tapi tiba-tiba telepon genggam Donghae berbunyi dengan nada mendesak, ia mengalah lalu menjauh setelah sempat memberi ‘wejangan’ pada Kyuhyun.

***

“Maafkan ku karena telah membuatmu repot, ssaem,”

Kyuhyun menarik sebuah bangku lipat mendekat ke arah tempat tidur Seohyun. Ia duduk dan memangku kedua tangannya yang terpaut di atas tempat tidurnya.

“Aku tidak menyangka kalau kau jadi seperti ini. Sedikit banyak pasti ini karena ulahku juga, walaupun tidak semuanya.”

Ia mengambil tangan Seohyun dan menggenggamnya dengan kedua tangannya. Dingin, itu yang dirasakannya. Ujung-ujung jari Seohyun terasa dingin, bahkan kuku-kukunya berwarna putih hampir kebiruan, walapun saat itu tubuhnya sudah ditutupi selimut sebatas dada dan pendingin ruangan juga sudah dimatikan.

“Apa kau kedinginan?” Seohyun tidak menjawab, sedari tadi matanya terpejam.

Kyuhyun menggosok-gosokkan jari-jari Seohyun dengan kedua tangannya sambil meniupkan napas di jemari pucatnya agar lebih hangat.

“Kau manis sekali jika begitu,”

Kyuhyun mengangkat kepalanya dan melihat Seohyun yang sedang tersenyum kecil.

“Kau kedinginan, aku harus berbuat apa memang?”

Seohyun menarik sudut bibirnya dan membuat bentuk senyum yang lebih lebar. Bocah yang manis, pikirnya.

“Kau tidak tidur? Seharusnya kau beristirahat,”

“Pada umumnya aku baik-baik saja, hanya saja hari ini lambungku agak sedikit rewel.”

Kyuhyun menatapnya heran. “Kau bilang baik-baik saja?!” Seohyun tersentak, nadanya agak sedikit tinggi. “jika mulutmu berbohong, maka tubuhmu tidak. Lihatlah wajahmu! Bahkan kau terlihat lebih buruk dan lebih pucat dari orang mati, kau tahu? Kumohon berhentilah bertingkah kalau kau baik-baik saja,”

Seohyun terdiam. Entah karena omongannya yang mendadak serius atau omelannya yang ada benarnya juga, tapi yang jelas ia merasa harus menuruti perintah Kyuhyun.

Seohyun menghembuskan napas pelan. “Baiklah,” ia memutar matanya. “omong-omong tanganku tidak sedingin es, jadi kau tak perlu menghangatkannya selama itu, dokter Cho.”

Kyuhyun menatap tangannya yang menggenggam tangan Seohyun, “Oh maaf Miss, jiwa kemanusiaan ku selalu begini memang. Aku men-diagnosa jika kemungkinan suhu tanganmu akan turun lagi setelah kulepaskan.”

 “Omo!” Seohyun menutupi mulutnya. “separah itu kah, dokter?” wajah Seohyun diubah seterkejut mungkin.

Kyuhyun menggaguk yakin.

Seohyun berpikir sebentar, “Kalau begitu, kau mendapat izinku dokter Cho,” lalu mengangguk sambil tersenyum lucu.

Wajah Kyuhyun membentuk segurat senyum bocahnya.

Seohyun menemukan satu hal baru yang menyenangkan baginya; Bertingkah kekanakan. Tidak terlalu buruk bukan? Apalagi jika itu dilakukan bersama Kyuhyun. Bukan begitu?

“…tapi kau akan dapat masalah jika Donghae oppa masuk kesini.”

Mendengarnya, Kyuhyun langsung melepas genggaman tangannya, wajahnya ditekuk masam. “Kau dibayar berapa untuk itu? Kau memihaknya.” tangannya terlipat didepan dada.

“Tidak.”

“Ya, kau begitu.”

“Haiissh.. Ayolah, jangan memulainya…” desisnya sambil menatap Kyuhyun jengkel. Seohyun mengangkat tubuhnya, menyelipkan bantal di belakang punggung dan bersandar pada headboard kasur tidurnya.

“Aku tunanganmu—menurut ibuku & ibumu—jadi kenapa aku harus takut padanya?”

“Sudahlah. Kau hanya merusak mood ku, tuan muda,”

“Kau yang mengungkitnya duluan.” tukasnya dengan wajahnya yang super sok. Detik kemudian tatapannya melembut. “aku hanya tidak mau terjadi apa-apa denganmu karena berdekatan dengan pria setengah waras itu. Mungkin saja dia bisa melukaimu karena sifatnya yang over protective. Sungguh aku pun tak mau melakukan debat kusir denganmu hanya karena pria itu.” Kyuhyun  mengambil tangan Seohyun dan menggenggamnya kembali dengan kedua tangannya yang besar. “Aku hanya mengkhawatirkanmu, sungguh.”

DEG

Tatapan Kyuhyun yang selembut beledu itu mampu mengacaukan berbagai macam saraf tubuh Seohyun. Ini kah yang dinamakan cinta? Saat jantung beraktivitas lebih dari biasanya, saat paru-paru ingin oksigen lebih, saat tubuh kehilangan banyak ion karena keringat yang terus mengalir, inikah cinta?

Jika iya, benar apa yang orang katakan tentang ‘cinta itu buta’, buktinya saat ini mata Seohyun terasa kabur, mungkin itu salah satu gejalanya. Yang jelas, kemanapun ia menoleh saat ini, hanya tercipta satu bayangan, Cho Kyuhyun. Dan benar juga apa yang orang katakan tentang ‘cinta itu membuat sakit gigi’. Saat ini gigi Seohyun terasa ngilu akibat luapan emosi yang tak dapat ia keluarkan dan malah akhirnya ia mengadu gigi-giginya sendiri dengan amat kuat.

“Kau tidak apa-apa?”

Kyuhyun mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Seohyun yang masih menatapnya dengan pandangan yang tak dapat dimengerti. Menurutnya.

Seohyun mengerjapkan matanya dan melakukan pernapasan dalam selama beberapa kali. Ia harus menguasai keadaan. Tidak etis jika seorang guru yang terpikat pada muridnya sendiri mengalami euforia melebihi remaja tanggung yang sedang centil-centilnya. Setidaknya jangan sampai ada anggapan jika ia telat mengalami masa puber. Tapi bukankah memang begitu, eh?

“Sampai dimana kita tadi,” ucapnya setelah ia yakin bisa mengendalikan dirinya walapun matanya belum mampu menatap mata Kyuhyun, melainkan memandangi selang infus di tangan kanannya yang ia pangku.

Kyuhyun mengibaskan jarinya lagi di depan wajah Seohyun. “Hey aku disini. Bukan diantara selang infusmu itu.”

“Nde? Ah-oh iya. Maaf mungkin kau benar tentang aku yang belum sehat benar.”

Kyuhyun menyunggingkan senyumnya. Senyum ini membuat Seohyun tenang dan hilang grogi, seperti xanax obat anti cemas yang diberikan pada pasien depresi. Oke, mungkin Seohyun tidak depresi, tapi seperti itulah efek senyuman Kyuhyun barusan. Lovely.

“Maaf, mungkin kau seperti ini karena kau tidak mengenalnya. Maksudku, maaf karena aku belum bercerita tentangnya. Maksudku, eh, kenapa juga aku harus meminta maaf? Ah baiklah aku akan bercerita saja.”

Tidak semua orang dewasa memiliki pemikiran matang. Itu yang dipikirkan Kyuhyun setelah melihat Seohyun terbelit dengan ucapannya sendiri.

“Dia sama sekali tidak berbahaya. Dia hanya terobsesi pada seorang adik, adik perempuan. Sepertiku.” Seohyun memulai.

“Dia anak tunggal, sama sepertiku. Dia tak punya teman bermain sejak kecil. Ah, Kau tahu cerita tentang Geum Seungjo dan Geum Seungmi?” Kyuhyun mengangguk. “waktu kecil ia selalu menonton drama rakyat jelata kakak beradik itu. Seperti anak kecil kebanyakan yang terpengaruh dengan apa yang dilihatnya, dia juga mencontoh drama itu,”

“Ya, benar-benar mencontohnya.” Kyuhyun membenarkan.

“Dia berusaha menjadi Geum Seungjo, seorang kakak laki-laki yang manis, penuh kasih sayang, dan menjaga penuh adiknya. Dan dia pun sangat mendambakan Geum Seungmi, sang adik perempuan yang lugu, cantik, penurut, dan memilik senyum seindah bunga sakura. Well, mungkin dia berhasil menjadi seorang Geum Seungjo, tapi sayangnya dia tidak memiliki sosok Geum Seungmi, sang adik perempuan manis yang harus dijaganya,”

“Aku tidak tahu apa kata orang, tapi menurutku, drama ini terlihat mengerikan.” Kyuhyun bergidik. “alih-alih ingin membuat drama harmonisasi kakak beradik, malah membuatnya terlihat seperti drama percintaan bocah dengan hubungan sedarah.”

Seohyun meliriknya. “Kau ini! Pandanganmu sempit sekali! Setidaknya, lihatlah dari segi keharmonisan keluarga yang ada di dalamnya,”

“Aku hanya mencoba berpikir rasional. Apa salahnya? Ah, aku tahu. Jangan-jangan kau salah satu penggemar berat drama seri 3 musim kampungan ini bukan? Atau kau bahkan mendambakan seorang kakak yang juga mirip Geum Seungjo?”

“Diamlah!” bentaknya dan Kyuhyun hanya menggumam, ‘Benar kataku.’

“Memangnya kemana orang tuanya? Apa mereka tidak berusaha memberinya adik perempuan?”

“Kedua orang tuanya pengusaha periklanan. Mereka selalu bepergian keluar kota. Dalam tiga bulan mereka hanya beberapa hari ada di rumah, itupun bisa dihitung jari. Jadi bagaimana mereka bisa mendengar keluh kesahnya, jika mereka sendiri jarang bertatap muka dengan anak mereka sendiri?”

“Sepertinya kau sangat mengenalnya,”

“Ayahku bilang, ‘jangan selalu ingin tahu urusan orang lain, tapi berusahalah untuk tahu dan memahami orang lain, agar kau tahu bagaimana caranya bersikap dan berbicara dengan setiap orang yang kau temui.’” tuturnya.

Kyuhyun menjadi pendengar yang baik saat ini. Ah wanita ini, wanitanya ini benar-benar punya sesuatu untuk dibanggakan.

“Donghae oppa adalah tipe orang yang sangat terbuka, ia akan menceritakan apapun yang pernah ia alami dan apapun yang sedang ia pikirkan pada orang yang dianggap membuatnya nyaman.”

“Sepertinya kau salah satunya.”

“Kadang aku kasihan padanya. Walau bagaimanapun aku juga sama sepertinya, anak tunggal. Tak punya saudara laki-laki atau perempuan yang bisa kuajak bermain dan bertengkar untuk meributkan hal-hal kecil, seperti; siapa yang duluan menggunakan kamar mandi, meributkan tentang menu masakan yang harus di masak oleh ibuku besok, bahkan melakukan debat kusir tentang bagusnya robot-robotan dan barbie.”  matanya menerawang lurus sembari menjelaskan dengan sudut bibir membentuk senyuman. “dan kau tahu? Bahkan aku juga pernah menganggap boneka beruangku sebagai kakak laki-lakiku yang selalu ku curhati setiap pulang sekolah.” ia tertawa kecil, tawa yang ditunjukkan untuk dirinya sendiri yang sangat kekanakkan sewaktu kecil.

Kyuhyun menghembuskam napas pelan. “Well, mungkin aku tidak akan bertengkar tentang kamar mandi dan berdebat tentang robot-robotan atau barbie denganmu, tapi aku bisa menjadi tempat curhatmu, saat ini, bahkan nanti dan sampai kapapun kau mau.” mengambil tangan Seohyun lagi dan meremasnya pelan sambil tersenyum kecil.

Seohyun beralih padanya. Menatap matanya yang mulai terasa menyenangkan. Ocehan bocah ini, walaupun terdengar gombal, tapi entah kenapa ia sangat menyukainya. “Benarkah?”

“Tentu saja. Bagian mana dari ucapanku yang tidak kau mengerti?”

Seohyun tersenyum. “Jadi dengan kata lain kau ingin jadi kakakku?”

Kyuhyun menganggukkan kepalanya pelan da meyakinkan.

“Umurmu kan..”

“Sejak kapan status mengenal batasan usia? Apa kau hidup di jaman raja-raja mesir, eo?” Kyuhyun menampakkan lagi wajahnya yang sok. Tapi kali ini malah terlihat menggemaskan, begitulah yang terlihat di mata Seohyun.

“Kau ini.” Seohyun melayangkan tinju ringan di dada Kyuhyun dan lalu mereka tertawa bersama.

***

“Ya! Apa aku melewatkan sesuatu yang mesum disini, eo?”

Donghae langsung masuk ke kamar rawat Seohyun tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

“Oppa! Kau kemana saja, uh? Ini sudah jam setengah sembilan malam,” Seohyun menoleh pada jam dinding. “apa kau sudah makan?”

“Ah-eh?” emosi Donghae yang tadinya tersulut karena melihat adegan suap-menyuap mirip sinetron di depannya, luluh seketika Seohyun menyapanya. Seohyun itu perhatian, walau kadang terkesan cuek.

“A-aku belum makan. Tadi aku menemui anak buah perusahaan ayahku di Seoul. Ada sedikit masalah disana. Sebenernya keberadaan ku di Seoul juga menyangkut hal itu.” Donghae mengelus tengkuknya sungkan. “hyun-ah bagaimana keadaanmu sekarang?”

“Sudah jauh lebih baik.” jawabannya terkesan tidak peduli. “jadi kau di Seoul karena urusan pekerjaan? Mengapa tidak memberitahuku lebih dulu? Kau sungguh tidak menganggapku!” tuduhnya. Seohyun memanyunkan bibirnya dan membuang wajahnya.

“Anii…” Donghae mengibas-ngibaskan tangannya cepat. “Hyunnie-ya aku ingin memberitahumu, hanya saja belum ada waktunya. Ayolah adikku jangan marah seperti ituu.. aku bisa mati nantii..” pintanya memelas. Penyakitnya kambuh.

Seohyun menolehkan wajahnya kembali. “Tentu saja aku hanya bercanda, oppa.” Seohyun tersenyum jahil dan Donghae pun tersenyum sambil mengelus dadanya walapun agak kikuk. Ia masih takut kalau Seohyun akan benar-benar marah padanya barusan.

“Kalian sedang memainkan drama macam apa, uh? Apa orang dewasa selalu bertingkah seperti ini?” Sela Kyuhyun di tengah dialog aneh mereka.

Donghae yang tadinya agak menghiraukan Kyuhyun, sekarang mulai terfokus padanya. “YA! Kau sedang apa disini? Apa yang kau lakukan dengan piring dan sendok itu? Apa kau sudah cuci tangan sebelum berdekatan dengan Hyunnie-ku, huh?!” cecarnya sembari menolakkan pinggang.

“Aku sedang menyuapinya. Kau mau bergantian?” dengan kata-kata yang terdengar polos, Kyuhyun menyodorkan piring berisi makan malam Seohyun yang sedang dipegangnya.

“Aku??” Donghae menunjuk dirinya sendiri dan Kyuhyun mengangguk. “kau bercanda? Apa kau sedang demam?” Donghae menaruh punggung tangannya di kening Kyuhyun. Apa Kyuhyun sedang kurang sehat sehingga ia mau mengalah padanya?

“YA! Singkirkan tangan kotormu itu! Haissh..” dengan kasar, Kyuhyun menyingkirkan tangan Donghae dari dahinya. Harga diri pria itu ada dikepala! Itulah prinsip Kyuhyun. Setidaknya itu ia terapkan pada semua orang kecuali tukang cukur rambut langganannya. Bahkan ibunya pun tak diperbolehkan menyentuh kepalanya. Harga diri yang tinggi memang.

“YA kalian! Apa kalian tidak lelah terus mengadu otot seperti itu? Haissh jjinja…” Seohyun angkat bicara. “oppa,” dia menatap Donghae, melotot lebih tepatnya. “apa kau tidak bisa menghargai niat baik Kyuhyun, uh?”

“Aniii… hyun-ah,”

Donghae menunduk sambil memanyunkan bibirnya—seperti bocah—setelah Seohyun sempat melotot padanya agar ia berhenti berbicara.

Kini Seohyun beralih pada Kyuhyun. “Chokyu-ya, apa kau tidak bisa menahan emosimu sedikit saja? Dengar,” Seohyun menatap keduanya. “kalian adalah orang-orang terdekatku, Donghae oppa adalah kakak angkatku dan Kyuhyun adalah… Kyuhyun adalah…”

Agaknya Seohyun kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan teman lelakinya yang satu ini.

“Tunanganmu.”

“Sssst….” Seohyun mendesis sekencang-kencangnya sambil mendelik agar celoteh Kyuhyun segera berhenti.

“Apa?” Kyuhyun menatap Seohyun bingung. “aku tidak melakukan apa-apa.”

Serentak, Seohyun dan Kyuhyun menoleh ke arah Donghae.

“Aku memang sudah tau kalau kalian ditunangkan.” ucapnya tenang. Sangat tenang. Sedangkan Seohyun melotot dan Kyuhyun mengerutkan dahi.

Lalu hening.

Seohyun berusaha menelan padahal tenggorokannya terasa kering. Ini akan menjadi bagian yang paling dramatis, menurut pemikirannya. Bukannya apa, Donghae adalah orang yang sangat hiperbola jika sudah mengenai Seohyun. Apapun. Apalagi masalah ini.

Image Kyuhyun dimatanya bukankah tidak terlalu baik? Sangat buruh malah. Akan terbayang bagaimana rasanya bila orang yang kau sayangi mendapat pasangan yang menurutmu amat tidak baik—dengan kata lain brengsek, terserah dari aspek manapun kau menilainya. Dimulai dari pautan umur, gayanya yang sok, sulit diatur, urakan dan perangai Kyuhyun yang terlihat tidak baik—tertangkap basah ingin mencium gurunya dirumahnya sendiri! Anak SMA mana yang terlihat baik dengan predikat macam itu? Ya. Anak SMA-lah yang menjadi tunangan adik angkatnya tercinta. Mimpi apa semalam, kau Lee Donghae?

Seohyun berdeham keras untuk memecahkan keheningan yang tercipta. Dan kemudian bertanya dengan suara patah-patah, “Ka-kau t-tau dari m-mana?”

“Aku tidak tau ini kabar gembira atau bukan, tapi ibumu, ibumu memberitahuku dengan wajah yang … gembira.”

Satu kata akhir barusan adalah yang paling sulit Donghae terima.

“K-kau bertemu ibuku l-lagi?” dilihatnya Donghae yang teramat tenang. Dewasa. Sungguh bukan Lee Donghae.

“Aku tau, terkadang banyak hal yang tak bisa diterima dengan akal sehat, tetapi, tetapi menjodohkanmu dengan bocah macam…” matanya terpejam dan tubuhnya bergetar seperti orang menggigil, “…dia adalah suatu hal yang… oh ya Tuhan… Bagaimana mungkin ibumu menjodohkanmu dengan pemuda, ah, bocah ingusan, urakan dan brandalan macam dia, uh!?”

Tatapan yang Donghae tunjukkan pada Kyuhyun terlihat amat menghina. Sedangkan Kyuhyun membatin, “Apa benar dia bukan pasien rumah sakit jiwa?” sambil menatapnya dengan pandangan heran.

“Dia tak seburuk itu,” Seohyun angkat bicara.

Donghae tak menjawab, malah berbalik, berjalan menuju pintu dan lalu terdiam didekatnya. Donghae membuka mulut dan menyisir rambutnya dengan tangan. Seperti sedang melawan sakit kepala yang begitu kuat. Donghae memejamkan mata. Dan lalu berbalik menghadap Seohyun lagi

“Jika itu keputusan ibumu, aku harus berkata apa? Sebagai kakak seharusnya aku setuju jika memang itu baik untukmu.”

Wajah Seohyun berubah sedikit tenang.

“…tapi ijinkan aku untuk melampiaskannya sebentar.”

Semua orang di ruangan itu mengerutkan dahi, terkecuali Donghae. Dengan gerakan cepat, Donghae berbalik menghadap pintu dan menendangnya dengan sekuat tenaga sampai-sampai Seohyun dan Kyuhyun terlonjak mendengar dentumannya dan Donghae sendiri pun akhirnya berjingkat-jingkat menahan sakit di kakinya.

“Oppa, kau tidak apa-apa?? Apa sangat sakit??”

Wajah Seohyun terlihat khawatir. Sedang Kyuhyun malah tertawa terpingkal-pingkal sambil bergumam, “Dasar bodoh!”

“Ah tidak. Ini bukan apa-apa..” Donghae berjinjit-jinjit sambil menahan denyutan di ujung kakinya. Seohyun terus menanyakan keadaannya dan Kyuhyun dengan masih terbahak-bahak dengan wajahnya yang memerah.

***

“Seohyun-ah kau tidak apa-apa?”

“Onnie! Kau tau darimana aku disini?” tanyanya pada wanita bertubuh semampai yang tiba-tiba sudah berada di depannya.

Dia memperhatikan wajah Seohyun dengan seksama. “Ibu-mu tentu saja. Apakah parah?”

“Ah ibu.” Lagi lagi ibunya yang sedikit berlebihan. “Tidak. Hanya mungkin terlalu lelah hingga lambungku jadi sedikit bermasalah. Kau tidak kuliah?”

Wanita itu melirik jam tangan mungil di tangan kirinya. “Ah ini kan baru pukul 8 pagi. Aku nanti ada kelas sekitar jam 10. Kau sudah sarapan?”

“Ssaem, aku membawakanmu bubur!”

Kyuhyun datang dengan membawa sebungkus plastik berisi bubur. Wanita yang berada di samping tempat tidur Seohyun menunjukkan mimik yang membutuhkan penjelasan.

“Ah Kyu. Kenalkan ini senior ku di kampus, Im Yoona.” Seohyun menoleh ke Yoona. “Onnie, ini muridku, Cho Kyuhyun.”

Keduanya lalu memberikan salam formal.

“Ah jadi ini Cho Kyuhyun..” liriknya setelah itu menyunggingkan senyum penuh makna.

“Dari mana kau.. ah pasti ibu.” Seohyun mendecak sebal.

“Maaf, Ssaem dan noona, aku permisi berangkat sekolah.”

“Ah ne…”

Setelah menaruh bubur di meja samping tempat tidur Seohyun, Kyuhyun membungkuk kepada keduanya dan berlalu pergi.

Yoona menatap ke arah Kyuhyun pergi sambil bergumam, “Bocah yang manis.”

“Kau bilang apa?”

“Ah.” Yoona menoleh lagi ke arah Seohyun. “Dia manis bukan? Setidaknya itu menurut pendapatku.” Yoona tertawa kecil dan kemudian duduk di samping Seohyun.

“Kau jelas-jelas meledekku.” Seohyun mengambil bungkusan bubur di meja samping tempat tidurnya.

“Mwo? Aku? Tentu saja tidak. Dia baik, menurutku. Aku pikir langkah ibumu benar dengan menjodohkan kalian berdua. Pasti menarik.”

“Menarik? Apanya?” Ia membuka tutup bubur dan memulai suapan pertama.

“Tentu saja bila kalian menikah.”

UHUK!

Seohyun hampir saja tersedak bubur yang sedang dimakannya. “Mwoya?!!” Seohyun mendelik dan kemudian meminum segelas air mineral yang berada di meja di sampingnya. “Kau gila!” lanjutnya.

“Kau pikir untuk apa bibi menjodohkan kalian kalau bukan untuk dinikahkan, eo?”

Seohyun hampir tersedak buburnya lagi.

Hey, benar juga. Apa jadinya kalau dia menikah dengannya? Ini gila! Belum lagi, sepertinya ia mulai ada sedikit rasa dengan Kyuhyun.  Lalu kemudian ia benar-benar menyukainya. Lalu menikah dan kemudian melakukan…

“Aaah! Ini gila! Memikirkannya saja aku sudah hampir gila!”

“Ya Hyunnie-ya nanti siang kau sudah bisa pulang.” Sela Donghae yang tiba-tiba juga masuk ke dalam kamar rawat Seohyun.

“Oppa kau mengagetkanku.”

“Ah maaf.” Donghae mengelus tengkuknya.

“Ah iya, perkenalkan ini Im Yoona onnie, seniorku di kampus.” Yoona menoleh ke arah Donghae. “Onnie, ini Lee Donghae oppa, seniorku di SMA dulu.”

Yoona beranjak dari duduknya dan segera memberi salam ke arah Donghae.

“Aku Lee…” hey Donghae baru benar-benar memperhatikan wajah Yoona yang ternyata sangat… beratus kali manisnya ketimbang gulali yang dulu sering ia makan. Oh ia membeku.

“Hyun-ah, apa dia tidak apa-apa?” Yoona mengibaskan tangan di depan wajah Donghae yang sedang melongo seperti orang idiot.

“Oh My Princess, you’re so beautiful lady in my world. Would you like to be my destiny? Would you like to be my lady? Would you marry me? Would you like to be with me till the end of my life?” Donghae mengucapkan beberapa patah bahasa Inggris dengan kalimat yang sangat ajaib sambil berlutut dan memegang tangan Yoona.

Sementara Yoona terbengong dan Seohyun berdecak. “Oh ya Tuhaaaan…”

***

Ajaib sekali, enam bulan masa prakteknya berlangsung dengan cepat dengan beberapa kejadian aneh pula. Tapi sekarang ia lega, setidaknya ia sudah tidak se-rumah dengan Kyuhyun dan Kyuhyun sudah kembali dengan keluarganya.

Lalu bonusnya, ia sudah tak perlu merasa khawatir lagi akan gangguan Donghae, karena sekarang ia sudah punya ‘penangkalnya’, Yoona onnie. Senang sekali rasanya. Dan percaya atau tidak, dua minggu yang lalu mereka sudah resmi pacaran.

Heran sebenarnya. Yoona itu cantik dan tidak sedikit pria yang menggilainya. Tapi kenapa pilihan jatuh pada Lee Donghae, lelaki 22 tahun yang agak sedikit kurang waras itu? oh dunia…

Dan yang paling penting, sekarang ia harus menikmati liburan musim panasnya yang sudah di damba-dambakannya ini.

“Ah gibon-chotta~” ujarnya sembari menggeliatkan tubuh di kasurnya.

Samar-sama ia mendengar bell apartement-nya berbunyi.

Dengan mendendangkan bebarapa gumaman ia beranjak malas dari tempat tidurnya.

“Lambat  sekali. Ada apa dengan mu? Jam berapa ini? Kenapa kau belum juga mandi, uh?”

Mimpi buruk. Jelas ini mimpi buruk. Cho Kyuhyun.

Kyuhyun melenggang masuk meninggalkan Seohyun yang terbengong di depan pintu.

“Ya Tuhan Kenapa disini panas sekali?? Dimanakah remote pendingin ruangan-mu?”

Seohyun berbalik mengikuti langkah Kyuhyun sambil menggeratakkan gigi. Bocah ini!

“Ya! Apa yang kau lakukan disini?”

“Nah, itu dia.” Sahutnya tak acuh saat menemukan remote pendingin ruangan.

Seohyun menghela napas panjang sebelum menjatuhkan dirinya di Sofa.

“Ya! Kau mau apa?” Kyuhyun tiba-tiba mendekatinya dan menindih tubuhnya.

“Kita sekarang sendiri dan tak ada yang akan bisa mengganggu kita, bukan?” ucapnya sembari mendekatkan wajahnya, menyunggingkan senyum jailnya dan mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Seohyun.

“Kita akan segera menjadi seorang nenek!!” terdengar teriakan yang tidak asing.

“Ibu?” ujar Seohyun dan Kyuhyun berbarengan. Jangan jangan…

Seohyun segera mendorong Kyuhyun menjauh dan mencari sumber suara.

Oh yang benar saja.

Seohyun menemukan seperangkat alat penyadap di bawah meja dekat sofa –nya. Jadi selama ini kedua ibu mereka memantau dari…. “Ibuuuuu!!”

 —END


berakhir sudaaaah~ selesai tanggung jawabku menyelesaikan ff ini. jaraknya dari puasa ketemu puasa lagi. mianhaeee -_____-

well, how’s the ending? write your beautiful comment juseyooo 😀

NB : sorry, there’s no sequel for this story. karna aku takut ngga akan bisa nyelesaiin ~huaaaaaaa
etapiiii… kalo ada yang buat sequel dari cerita ini, ya monggo aja. nanti tinggal kirim ke aku ceritanya trus bisa aku post disini deh 😀

42 respons untuk ‘Sonsaengnim, saranghaeyo! (Part. 5/End)

  1. hahahhaa.. bener” kocak fg nya.
    haeppa di bil ga waras pula, seo eon dpt tunangan evil kaya kyuppa.
    kekekke ngekek trus.
    ini beneran end?

  2. donghae akhirnya ada penangkalnya juga, yoona haha
    yaampun para ibu ternyata selalu memantau seokyu, pasti malu tuh seokyu ><
    sequel!!! 😀

  3. Yaaa ampuuun eonni.. ini ff lama banget gak di post.
    Akhirnya di post juga,, #lega.
    Donghae ckckc.. akhirnya sama Yoona yah. gak ganggu SeoKyu lagi deh haha 😀
    Kyuhyun Seohyun, aaaa.. Sequel.. 😀

  4. Akhirnyaaaaa stelah brjamur d post jga ni FF!mian wlopun d part sblmnya sya g koment*bow*tpi sya slalu ngikutin critanya,jiahahaha ngakak wktu si dokternya slah ngasih diagnosa klo Seo hamil KyuHae ngaku sbgai suaminya Seo,smpet brpikir jga sich ap SeoKyu prnah mlakukan *itu*slama Kyuppa tnggal ma dya,tpi smua trjawab wktu suster ngomong klo hasilnya trtukar,wahhhhh Haeppa kok jdi lebey,sking trpesonanya ma Yoona lnsung mngeluarkn rayuan”nya,untng si Yong mau nrima dya,jdi slama ini ummanya SeoKyu slalu mngintai kgiatan SeoKyu slama tnggal brsama,daebakkkkk dech pkoknya!!!sequelllllll dong Put?!!!!

  5. Hahahaha….aduh seokyu’y pada labil Saraf kabeh
    andaikan ia say ketemu lelaki kaya donghae langsung dah bawa ke dukun ketemu yoona ko langsung ngajak kawin.

  6. NICE FF

    ohhh akhirnya d post juga
    aku udh nunggu nuggu

    ahahaha
    HAE so idiot LOL
    kelakuanmu …. -___-

    akhhh aku suka bgt KYU dsni evil evil unyu menggemaskan … mhihihihi

  7. huahaha..suer ngakak lihat karakter haeppa!!omo omo..aishh…jinjjato??apa otak yoona eoni ikutan error juga??#Bugh!!#DiGebukGulingYoonHae

    omonaa….jadi eomma seokyu memata-matai mereka toh selama ini??omoo..
    hehe…lucu sekali ceritanya..
    dua jmpol buat author jetceh dan keren..
    ok

    huffhh..akhirnya saya sudh slsai baca ff songsaenim saranghaeyo!!
    huh..gomawoyo authornim~saya akan sering” mampir..tapi tidak janji juga,,maklum jadwal saya sangat padat untuk mengubek-ngubek Google.hehehe..
    ok lanjut bikin ff nya ya..fighting..Saranghaeyo..

  8. yeah end. seo sama kyu donghae sama yoona.
    ternyata selama ini ibu2 mereka memantau seokyu. untung seokyu gk ngapain2

  9. OKAYYYY!! AKU TELAT BANGET!! WAKTU DITODONG GAK DILANJUT EH TERNYATA PAS AKU GAK CEK DILANJUT!! WOOO KAK CIPUT -_- malah ini bacanya bertambah banget lamanya… astagfirullah sedih aku ini bener bener tealt 😦 oh udah ortu SK ngawasin terus. SK blom nikah nih. squel dong kak.. PLISSS

  10. aigo.. end ny kok gini sih?
    kok gantung si seo jadi nikah sama kyu atau gimana gtu.
    lagipula blm ada kejelasan perasaan mereka masing2 saja khan?
    mungkin saja it perasaan sesaat. *eh
    aku hanya berpendapat saja ya, eon.
    jangan d ambl hati. 🙂

  11. author~~~~~~ aku suka dgn kata2 mu ‘Oh Dunia’ kkkkkkk
    bneran dah itu donghae lebayhhh pissannnn yah ketemu Yoona.. kkekkekeke

    tpi kok gntung ya? apa ada sequelnya?

  12. ngakak baca bagian hae oppa pas nyatain cinta ma yoona… hahahaha jadi ngebayangin hae oppa nge-rap sambil nyatain cinta. kayanya lucuu..
    seokyu couple.. cepet nikah sanaaaa !!
    kalo eomma seo pasang cctv persis di K-drama action gtu, kayanya bisa teriak2 kagak jelas kayanya wkwkkwkwk
    kalo bisa sequel dong dikiit aja hehhee

  13. aish kukira seo beneran hamil *tarik napas legaaaa*
    wkwkwkw lucu nih endnya 😀
    akhirnya hae ku yg idiot *dibasmi elfishy* udh ketemu takdirnya baguslah dia gajadi over protecktive ke seo lagi hihih.. tapi gakebayang yoong mau pacaran sama hae ku yang kaya gitu *lirik hae*
    dan yg paling penting seokyu bersatu hihi aigo eomma seokyu pengen tahu kehidupan seokyu nih kayaknya sampe naro alat penyadap dirumahnya seo hahah 😀 yah ketahuan deh apa aja yg diperbuat kyu selama disitu sama seo hihi 😀
    tapi author kayaknya ini masih gantung deh.. masalah nya mereka belum nikah jadi belum apdol gitu wkwkw .. sequel ica aliii hihi 😀 ditungguuuu 😀

Tinggalkan komentar