Enchanted (Part. 2)


Seo Joohyun/Cho Kyuhyun/Choi Minho & The others cast. | Romance & Friendship | PG-15.

Original by AdillaSB:

(Baca juga cerita sebelumnya Enchanted-Part. 1)

“Bagi Seo Joohyun mengutarakan perasaannya bukan sesuatu yang mudah. Saat persahabatan mereka dipertaruhkan, Seohyun merasakan ada yang salah dengan dirinya.”

Aku memilih untuk menghampirinya dengan sebotol besar soda untuk teman pizza kami. Betapa terkejutnya aku ketika seorang yang berdiri disebrang pintu itu terlihat seperti…

“Minho?”

Aku bukan satu-satunya orang yang terkejut saat itu. Minho jelas merasakan hal yang sama, kerut matanya berbicara. Botol soda sudah berpindah tangan pada Kyuhyun yang kemudian kembali keruang tamu. Syukurlah, Kyuhyun sepertinya mengerti situasi yang terjadi sehingga ia memilih untuk meninggalkan kami.

Aku menuntun Minho keluar, “Hei, ada apa mencariku?” tanyaku pada Minho.

Minho terus menatapku dengan tatapan yang sulit dideskripsikan dan aku berharap ia tidak menodongkan pertanyaan yang akan mengundang kebohongan lain dariku. “Apa begitu aneh untukku datang kesini ditengah malam?” jawabnya dengan pertanyaan lain.

“Ah, iya. Hanya saja—“

“Aku mengerti. Wah, tidak kusangka ‘Seohyun-kita’ sudah beranjak dewasa sekarang.” Sergah Minho dengan nada mengejek.

“Ini bukan seperti yang kau kira, bodoh!” aku mengetuk kepalanya pelan. Kalimat darinya membuat pipiku terasa panas. Dia pikir aku ini sedang apa?

“Besok pagi temani aku jogging. Kau juga perlu olahraga, Seohyun. Lihat pipimu sudah membengkak.” Minho mencubit kedua pipiku dan menariknya mendekat. Sesuatu hal yang sering ia lakukan sejak kami kecil. Aku tidak pernah suka dia melakukan hal ini, Minho tidak pernah menyadari jantungku hampir copot ketika ia menatapku dalam jarak beberapa sentimeter.

“Baiklah, aku pulang dulu. Jangan lupa besok. Selamat malam, Joohyun.”

Minho pergi setelah melambaikan tangan padaku dan untuk beberapa detik mataku terpaku pada punggung yang mulai menjauh itu. “Apa dia marah?” tanya Kyuhyun yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

“Sama sekali tidak. Ia tidak pernah peduli.” aku menggeleng mengisyaratkan keenggananku membicarakan Minho lagi.

Kyuhyun kemudian mengangguk seolah ia mengerti perasaanku. Buatku itu lebih baik, karena untuk hal semacam ini aku paling tidak suka dikomentari.

“Permisi, ada yang memesan pizza?” tanya seseorang muncul dari pintu pagar. Untuk yang satu ini dapat ku pastikan adalah pengantar pizza sungguhan—dari seragam yang ia kenakan.

Makanan bundar itu menyihirku. Menikmati pizza hangat dimalam hari sangatlah nikmat…

“Kau akan menghabiskan sisa liburmu dirumah sakit itu?” tanya Minho sembari berlari kecil mengimbangi ayuhan sepedaku. Seperti yang kami bicarakan kemarin malam, aku dan Minho berolahraga dipagi buta ini. Bukan hal yang baru bagiku. Bisa dibilang aku adalah teman berlatih Minho, dan untuk alasan itu aku tentu bisa memainkan basket—olahraga kesukannya, barang mendribble atau shoot.

“Tentu saja.” Jawabku singkat dan tegas.

“Aku tidak mengerti. Ingat, kau bermain didalam rumahnya penyakit.” Minho mengetuk pelan kepalaku, membuat aku harus berhenti sejenak sekedar untuk merapihkan rambutku.

Aku yang berada beberapa langkah dibelakangnya kembali mengayuh pedal untuk mengimbanginya, “Hei, kau bilang akan mendukung keputusanku? Lagipula ini hanya berlangsung sepekan.”

“Virus hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk menularkan penyakit.”

 Aku tertawa mendengar statement terakhirnya, “Setiap tahun aku menjadi relawan dan sejauh ini aku merasa baik-baik saja.” Jelasku meyakinkan. Setidaknya memang ini kenyataan bahwa aku merasa sangat sehat selama tiga tahun ini menjadi relawan dirumah sakit saat liburan tiba.

“Aku hanya memberitahumu saja.” Minho memilih mengalah. Ia memang bukan tipe pria yang suka berdebat dengan wanita—salah satu sifat yang membuatku jatuh cinta. “Cepat bersihkan tubuhmu. Apa perlu aku antarmu kerumah sakit nanti?” tanya Minho setibanya kami didepan rumahku.

“Tidak perlu, terimakasih.”

“Tunggu, aku lupa memberikan ini.” Minho mengeluarkan dua lembar tiket dari sakunya, “Kau harus mengosongkan jadwal lusa nanti. Tiffany memberikan kita kursi terdepan.” Pintanya sebelum mengiringi aku masuk kedalam rumah.

Seperti lilin yang akan meleleh karena panas, aku merasakan keringat kesekian telah mengaliri pelipis kiriku. Berkeliling mencari orang-orang yang bersedia menjadi pendonor bukan pekerjaan yang mudah. Untung saja tahun ini aku hanya mencari disekitar rumah sakit, tidak berkeliling kejalan-jalan kota seperti tahun-tahun sebelumnya. Perubahan terjadi karena agenda kami ditahun 2012 ini bukan hanya penggalangan donor darah saja melainkan terdapat pengobatan gratis dan beberapa kegiatan kemanusiaan lain. Meskipun begitu menghabiskan waktu, entah kenapa aku sangat menyukai pekerjaan ini. Bisa dibilang aku tertarik dengan sesuatu yang berbau solidaritas antar masyarakat. Berpegang teguh pada prinsip bahwa Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, aku percaya setiap orang pasti saling membutuhkan satu sama lain. Bukan bersikap seolah malaikat, namun aku senang ketika dapat membantu oranglain dengan usahaku sendiri. Setidaknya kau akan tersenyum puas melihat perjuangan yang telah kau lakukan.

 “Seohyun?” sapa seorang pria membuyarkan lamunanku. Wajah pria muda ini seperti tidak asing.

“Ah, Kyuhyun? Ya Tuhan, kebetulan sekali kita dipertemukan lagi.”

“Kau sedang apa?” tanyanya.

“Kau tidak lihat? Aku relawan Palang Merah.” Aku berputar sekedar memamerkan baju berlogo yang aku kenakan, “Kau sendiri sedang apa disini?”

Kyuhyun tak menjawab hanya melemparkan pandangan pada kamera yang ia genggam.

“Bagus sekali. Besok hari terakhir dan ada festival kesehatan juga, aku harap liputan darimu membuat pengunjung kami lebih banyak.”

Kyuhyun memberikan senyum terbaiknya, kurasa ia berharap hal yang sama. “Ah, senang sekali bertemu kau lagi. Tapi aku tidak punya banyak waktu sekarang. Aku harus kembali bekerja.”

Aku membungkuk sebelum mengucap salam perpisahan pada Kyuhyun kemudian berniat kembali masuk kedalam rumahsakit.

Namun langkahku terhenti ketika samar-samar terdengar seseorang memanggil, “Seohyun-ah?” terlihat Kyuhyun dari tempat yang sama. Ia berlari kecil menghampiriku, “Aku ingin mendonorkan darahku.”

“Ha? Benarkah?” jawabku sedikit terkejut.

Kyuhyun mengangguk. Tanpa basa-basi aku menuntunnya menuju ruang khusus pendonor. Hanya butuh waktu sekitar lima belas menit untuk melakukan proses donor darah tersebut. Diselang waktu itu, kami saling bertukar cerita atau berbagi lelucon membuat waktu berjalan singkat sekaligus membiarkan rasa sakit akibat darah yang disedot keluar itu lenyap terbawa suasana.

“Terimakasih telah membantu. Ini ada sedikit hadiah.” Aku membungkuk sebagai tanda terimakasihku, kemudian memberikan selembar voucher makan pada Kyuhyun.

“Tidak, tidak. untukmu saja.” tolak Kyuhyun lembut.

“Aish, lagi pula ini bukan aku pribadi yang memberikannya. Voucher ini adalah hadiah dari rumahsakit untuk pendonor sebagai tanda terimakasih.”

“Tanda terimakasih? Hm..” Kyuhyun terlihat berfikir sebelum meneruskan kalimatnya, “Beberapa menit lagi waktu istirahat bukan? Kalau begitu aku tunggu kau ditaman sebrang. Temani aku makan. Anggap saja kau melakukan itu sebagai tanda terimakasih. Hanya itu yang akan aku terima.” Sambungnya, hampir membuatku tidak percaya.

Kyuhyun pergi terlebih dahulu meninggalkan ruangan itu. Untuk sementara aku merenungkan apa yang aku lakukan dengan pria asing yang baru dua hari aku kenal itu. Pertemuan kami yang selalu tiba-tiba membuat kebetulan itu terasa sangat nyata.

Entah kenapa aku sangat menyukai menyaksikan suatu pertandingan—apapun itu. Semangatku akan membara menyaksikan keringat yang mengucur dari orang-orang yang bertanding, membuat aku selalu ingin ikut serta didalamnya. Salah satu hal yang juga membuatku jatuh cinta pada Minho: menyaksikannya bertanding basket.

“Seohyun?” Kyuhyun sedikit berteriak. Sapaan ini sebenarnya sudah ku dengar beberapa kali sebelumnya, namun pertandingan di hadapanku cukup menyita perhatian—bukan hanya aku namun pengunjung disekitar situ.

“Ya?”

“Apa begitu seru? Aku sudah memanggilmu beberapa kali.” Gerutu Kyuhyun, tanpa sadar ia sudah melayangkan suapan terakhir kedalam mulutnya. Sedangkan aku belum menyentuh barang satu suap pun dari makananku.

“Benarkah? Maaf sekali.” Kataku dengan tampang menyesal—sebisaku, “Aku suka sekali menyaksikan pertandingan makan seperti itu, mengingatkan aku pada seseorang. Sudah lama sekali aku tidak melakukannya.”

“Kau ingin ikut serta?” sambil  mengunyah Kyuhyun mengarahkan pandangan pada meja perlombangan yang terletak ditengah antara meja pengunjung lain yang mengelilinginya.

“A-a-apa kau bercanda?”

Kyuhyun tak menjawab, hanya mengangguk saja.

“Kau sudah membaca persyaratannya?” aku menunjuk spanduk yang terpampang diatas meja kasir itu. “Lomba ini diperuntukan bagi pasangan kekasih.” begitu yang tertulis disana.

“Siapa yang peduli. Tidak ada yang tahu itu.”

Sejenak aku berfikir. Tawaran yang bagus untukku, sudah lama sekali aku tidak mengikuti perlombaan ramyun seperti ini setelah beberapa tahun silam bersama Tiffany dan Minho. Aku sangat ingin melakukannya. Ah, lagipula siapa yang peduli apa kami benar-benar pasangan atau tidak, aku hanya mengejar kepuasan tidak untuk alasan menipu.

“Seohyun?” tanya Kyuhyun menantikan jawaban dariku. Sepertinya aku terlalu menghabiskan waktu untuk memikirkan ini.

“Baiklah,Fighting~!!!” jawabku mengepalkan kedua tangan berusaha menyemangati.

Kamipun beranjak menuju meja ‘tengah’ itu. Kemudian mengambil tempat masing-masing. Setelah  menunggu peserta sebelumnya selesai, perlombaan kami pun dimulai. Ramyun itu memancarkan aroma pedas yang sangat menyengat, terlihat juga dari kuahnya yang merah dan kental. Selain itu porsinya juga sangat ‘wah’ untuk dihabiskan bahkan untuk dua orang sekaligus. Kami saling mengaitkan salah satu tangan yang berlawanan, saling memberikan suapan. Hal itu harus berlangsung dengan cepat sementara kami hanya diberikan waktu selama tiga menit dengan hanya mangkuk yang tersisa setelahnya.

Suapan pertama; aku merasakan panas yang mengalir naik ke ubun-ubunku. Rasanya air mata ini akan keluar sementara mulutku terus menguyah Ramyun tersebut masuk dalam pencernaanku. Ku buka mata yang sedaritadi tertutup berusaha menikmati tiga menit waktu yang berjalan. Langsung saja wajah Kyuhyun yang merah padam menjadi pemandangan pertamaku. Lucu sekali melihat kedua telinganya yang ikut memerah. Aku tahu bendera putih yang diisyaratkan matanya, tapi hal itu membuat aku semakin bersemngat.

“Ya! Waktu habis.” Terdengar suara pelayan menyoraki kami. Aku jelas sudah meneguk habis kuah terakhir dalam mangkok yang kini kosong. Beberapa orang yang melihat melontarkan pujian-heran mereka.

Tawaku meledak seketika menyaksikan wajah Kyuhyun. “Sepertinya kau akan meledak.” Ejeku.

Kyuhyun tak menjawab karena sibuk dengan beberapa gelas air meneral. Aku yakin ia menyesal memberikan tawaran ini. “Ku harap ini yang terakhir kali.” Gumamnya membuatku kembali tertawa.

“Terimakasih telah berpartisipasi pada lomba kami. Sebagai hadiah kalian mendapatkan voucher lima kali makan ditoko kami. Selamat. Semoga kalian menjadi pasangan yang berbahagia.” Pelayan itu memberikan lima selembar voucher hadiah kami pada Kyuhyun, kemudian memberikan doa terbaiknya. Kalimat terakhir terdengar menggelikan ditelingaku. Ini merupakan pertemuan kami yang kedua, tapi kami sudah didoakan menjadi pasangan yang berbahagia. Tidakkah ini lucu?

“Sepertinya kau sangat puas?” tanya Kyuhyun disela-sela perjalanan kami kembali ke rumah sakit.

“Tentu saja. Kita sudah menjadi pemenang. Kau tidak menyimak perkataan pelayan tadi? Belum ada satupun yang menang hari ini.”

“Kau hampir membuatku terbunuh. Untung saja hanya berlangsung selama tiga menit.”

“Hei, siapa yang menawarkan?!” gerutuku.

“Baiklah. Memang ini salahku. Tapi, kau masih berhutang lima kali makan bersamaku ditoko tadi. Setidaknya kau harus bertanggung jawab atas ini.” Kyuhyun mengeluarkan voucher hadiah kami dari sakunya.

“Tentu saja. Aku juga sangat menyukai makan gratis.” Aku tertawa sepanjang perjalanan hingga kami tiba dipersimpangan, “Kalau begitu selamat tinggal. Terimakasih atas makan siang yang menyenangkan tadi.”

Kyuhyun melambai sebelum pergi kearah berlainan denganku. Setelah pemandangan itu hilang, aku menyadari satu hal yang penting; Bagaimana kami dapat menghabiskan kelima voucher makan ini bersama sementara aku tidak tahu apa-apa mengenai Kyuhyun. Apa mungkin ‘kebetulan’ itu akan mempertemukan kami kembali?

“Kenapa tidak mengangkat panggilanku?!” omel Tiffany setibanya kami di Hall tempat Drama Musikalnya yang pertama berlangsung.

“Maaf. Aku sibuk menyetir.” Jawab Minho sambil mengusap kepalanya. “Kau harus memarahi sahabatmu ini, dia berdandan terlalu lama.” Gerutu Minho berusaha mengalihkan topik dengan melemparkan pandangan kearahku.

“Ah, tidak masalah. Seohyun terlihat sangat cantik. Orang yang melihat pasti akan mengira kau yang akan pentas nanti, bukan aku.” Puji Tiffany.

Senyumku mengembang mendengarnya. Bukan karena pujian yang terlontar, melainkan kebohongan yang dilakukan Tiffany yang tersembunyi sangat rapih. Aku bukan tipe orang yang suka berlama-lama menghabiskan waktu didepan cermin, kalau bukan karena Tiffany yang memaksaku.

“Bagaimana menurutmu, Minho?” tanya Tiffany membuatku harus berputar dihadapan mereka. Gaun ini Tiffany yang membelikannya untukku. Tentu bukan selaraku; gaun ini membuat punggung dan kedua lenganku terlihat jelas. Alasan ia melakukan hal ini adalah untuk mendengar sebuah pujian terlontar dari mulut Minho. Kami bahkan tidak pernah mendengarnya barang satu kalipun.

“Dia tetap terlihat seperti Seo Joohyun tetanggaku.”

“Bodoh, kau memang tidak memiliki selera yang bagus!” Tiffany mengetuk kepala Minho.

Aku tentu tidak kaget mendengarnya, karena sudah menjadi prediksiku seperti itu.

Sementara Tiffany dan Minho melakukan perdebatan yang tidak pernah absen mereka lakukan, sosok pria dengan jas biru gelap tengah melewati meja resepsionis itu membuatku terpaku. Tentu aku mengingat jelas bagaimana wajahnya. Tapi apa yang Kyuhyun lakukan di Hall ini?

Aku hendak memanggil Kyuhyun sebelum Tiffany menarik kami masuk.

Wah. Rasanya bibir ini terkatup rapat saking tidak dapat memberikan penilaian yang sesuai pada dekorasi ruangan ini. Ruangan yang kami masuki benar-benar ditata mewah. Tidak heran penonton yang datang juga terlihat mewah dengan gaun dan kemejanya. Syukurlah impian Tiffany untuk mengikuti Musikal besar seperti ini akhirnya tercapai walau melalui tahap yang begitu panjang.

Berbicara mengenai mimpi membuatku teringat potongan moment ketika tiga orang anak tengah bercerita mengenai harapan masa depan mereka. Cerita yang awalnya seperti dongeng pengatar tidur. Aku tentu menyadari, perlahan kami mencapai tahap akhir pada perjalanan hidup yang berliku. Melalui tahap dimana kami berada dipuncak atau dilembah, jatuh atau bangun dan syukurlah kami dapat melewatinya. Masih ku ingat dalam benakku ketika kami saling bertanya-tanya mengenai kehidupan dimasa depan nanti, seperti suami seperti apa yang kami dapatkan atau apakah kami akan tetap bersahabat ketika kami besar. Waktu perlahan tapi pasti menjawab semua dengan caranya. Ah, hidup memang begitu singkat.

Aku terbawa suasana hingga tanpa sadar pertunjukan ini segera dimulai. Tinkerbell & Peterpan in The Heaven of Neverland. Judul musikal yang sedang kami tonton. Pertunjukan diawali dengan nyanyian tiga wanita berpakaian peri hutan—dengan sayap. Kemudian dilanjutkan dengan sang pemeran utama—Tinkerbell, Tiffany dengan mini-dress berwarna kuning labu dengan sayap biru yang menawan. Bahkan ia mengganti warna rambutnya agar terlihat serupa dengan karakter yang ia perankan. Begitu profesional.

Kami jelas tahu bagaimana cerita—yang cukup populer ini. Pembawaan dengan alunan musik dan nyanyian para pemain memperindah cerita agar tidak monoton. Alunan merdu musik itu seperti menari-nari ditelinga.

Sejenak aku memilih meninggalkan pertunjukan tersebut sekedar melihat Minho yang duduk disebelah kananku. Hahaha. aku tahu sekali dia tidak menyukai hal seperti ini. Musik bukan dunianya, walau terkadang ia membutuhkan itu untuk menepis rasa bosan. Sepanjang hidup kami, Minho memang tidak pernah menikmati setiap musikal yang kami tonton untuk Tiffany. Suka atau tidak, Minho akan melakukannya dengan ikhlas. Baginya, ini adalah salah satu bentuk dari penghargaan—sisi lain pengorbanan yang juga didasari dari ketulusan Cinta seorang sahabat.

Lagi-lagi aku terbawa suasana. Tanpa aku sadari mimik wajah itu kian berubah. Minho jelas tidak berkedip saat seorang yang memerankan Ratu Peri Hutan itu bernyanyi. Bagian yang tidak pernah aku lihat dari Minho. Kedua pipinya memerah, “Indah.” gumam Minho untuk yang kesekian kalinya.

Pemandangan itu tiba-tiba membuat jantungku berdetak dua kali lebih cepat.

“Suaranya begitu merdu.”

“Sedih sekali jika harus berbagi mendengarkan dengan seluruh penonton disini.”

“Ah, cantik sekali. Siapa dia?” Minho memberondongkan pujian kepada sang pelantun tembang yang aku sendiri baru melihatnya.

“Kau benar-benar menikmati lagunya? Oh, benarkah?” tanyaku, heran.

“Ah, tidak. Tidak. Satu-satunya yang kunikmati adalah wajahnya. Hahaha—“ Minho tertawa dengan nada aneh, untuk sementara pria dihadapan aku ini benar-benar terlihat sebagai sosok berberda.

Tiba-tiba Minho menuntun tanganku menuju dadanya.

“Hei, apa yang kau lakuka—“ sergahku hendak memberontak.

“Dengar!” pinta Minho. Aku tentu dapat merasakan detak jantungnya yang begitu jelas.

“Apa ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?Hahaha—“ gurau Minho, masih menahan tanganku dalam dadanya. “Apa pendapatmu, Seohyun-ah?”

Aku tidak pernah melihat Minho yang ‘sebegininya’. Aku pun tidak mengerti dengan cinta pada pandangan pertama karena sepanjang hidupku, aku baru dapat mencintai satu orang saja dan itu pun melalui tahap yang panjang.

“Entahlah.” Suaraku terdengar parau. Sesuatu yang paling aku takutkan akhirnya terjadi.

“Seohyun, aku jatuh cinta.” Jelas Minho kemudian beralih menatapku. Mata itu tidak berbohong, aku dapat memastikannya. Entah kenapa tatapan Minho itu membuat dadaku terasa sakit—lebih sakit dibandingkan memendam perasaanku selama dua belas tahun ini. Benar saja. Aku benar-benar terluka mendengarnya.

Entah berapa kali lipat detak jantungku berdetak lebih cepat dari normal. Aku harap tidak membuat Minho turut dapat mendengarnya.

“Ah, ada apa denganmu? Seohyun, kau menangis?”

To Be Continue

(RCL PLEASE^^)

65 respons untuk ‘Enchanted (Part. 2)

  1. wah minho nyatain perasaannya .. seo kok nangis sih??
    aduh kalo seo sama minho.. nanti kyunya gimana?
    ditunggu lanjutannya

  2. waaah seo kebetulan trs ya ketemu sama kyu?
    Aiish kalo aku jd seo udah nyesek bgt da wktu minho bilang dia jtuh cinta sma orang lain dihadapan seo T.T
    udahlah seo kau sama kyu aja.

    Lanjuuut

    • Iya kebetulan atau takdir ya wihi~
      aku juga nyesek banget, sedih juga pas bikin cerita kayak gini. ga tega sama seomma huhu

  3. Seo nangis pasti dy kecewa ya sma minho..
    Ya udh lah seo kan masih ada kyuppa ^^
    lanjutt jgn lama ya..

  4. Tumben dateng lebih cepat eonni 🙂 hehehe. Next part harus cepat juga ya 🙂

    kyuu dan seoo kebetulan yang mengagumkan 🙂 semoga nanti bertemu lagi untuk makan gratis direstorant. Membayangkan wajah kyu yg merah kayanya jadi hiburan tersendiri

    • Iya dong aku kan lagi liburan hampi 3 bulan nih gada kerjaan hihi minggu ini publishnya tunggu aja ya. Maaci juga udah like, chae rin. Loveyaaaaa ❤
      Semoga! Semoga! (^/\^)

  5. aku suka kebetulan itu.. XD kkkk~
    Kyuhyun oppa ngapain di situ?
    trus syp yeoja yg bikin Mino love @ the 1 sight? Yuri eonni-kah?
    kasihan Seo eonni.. udhlah sma Kyu oppa aja.. Semoga kalian berbahagia.. cieee.. 😉
    eh, kalung cincinnya gmn? kyu oppa blm cerita apapun..
    lanjutkan.. 😀

    • Aku juga >.<
      Kyuppa disitu nanti dijelasin dipart 3 sekaligus yeoja yang bikin Minho jatuh hati. Kalung-cincin itu nanti dijelasin dipart 4 atau 5, tunggu aja ya hihi Terimakasih udah koment, chingu^^

  6. Yg main di dramus sp?kok minho smp suka?kira2 krystal ato yuri bukan?ato bukan dua2nya?hehe.kyu ngapain ya kt4 dramus?ap dy mw ngeliput ato sodara dy ad yg maen dsna?penasaran klnjtnnya gmn.endingnya seokyu qn?

    • Endingnya Seokyu dong secara aku Pure Wires 😀 Pokoknya diantara kedua orang itu tunggu dipart 3 akan dijelasin siapa dan kenapa ada Kyuhyun disana. Terimakasih udah koment, chingu^^

  7. kyuppa ngapain tuhh dateng kesitu??
    waduhh pasti tuh jleb ngt di seomma wkt minho bilang dia suka ma salah 1 pemain dramusnya..
    lanjuttt

    • Nanti dipart 3 ada jawabannya kok. bukan jleb lagi kalo aku jadi seomma udah nangis pulang2 huhu Terimakasih udah komen, chingu^^

  8. Wah…itu minho suka sama siapa?? yuri kah??
    seo yg sabar yaa,, udahlah sm bang evil aja hahaa XD
    lanjuuuut!

  9. Kayanya makin nyata alo cinta Seo ga akn berbalas ke Minho..
    Duhh Seo msh aja maksain diri utk cinta ke minho ><

    • Iya fit, kalo cinta tuh kayak gitu kadang walaupun kita tahu bakalan sad ending pasti akan terus diperjuangkan (curhat author) #plak
      Terimakasih udah komen fitri^^

        • Iya pengalaman pribadi nih fit (curhat colongan) tapi ga separah itu sih untungnya walaupun sad ending juga 🙂
          Wah sabar fit, kita senasib ternyata hihi tenang aja selalu ada pelangi setelah badai 🙂

  10. Kyaaaaaaaaaapatah hati deh seo
    remuk jantungku,sakit hati ku….
    Siapa cewek peri hutan’y jangan bilang sully wkkkkkk……
    Ayo dong benih2 d tabur buat seokyu….lanjut
    seru crt’y..menarik simple mudah d mengerti

  11. wahaha,,, Si seo jangan berharap terus sama minho dong-_-” berharapnya sama Kyu aja.. (eh?)
    aku suka kebetulan(?) itu^^ cweet gmana gitu.. hhaha #lebay kumat._.V
    yeoja yg disukai minho itu siapa toh? O.O
    penasaran.. ditunggu lanjutannya yah thor^^

  12. Ping-balik: Enchanted (Part. 3) « Our Craziest Think

  13. Ping-balik: Enchanted (Part. 4) « Our Craziest Think

  14. Kyaaaaa chokyu (kyuhyun) manaaa? seojoo (seohyun) nangis tuh!!

    Aissh dasar minho!! Sakit tau suka sama orang selama 12 tahun!! Eh btw siapa wanita itu yaaa? *komen telat lagi*

    update soon for part 5 and keep writing!! 😀

  15. Ping-balik: Enchanted (Part. 5) « Our Craziest Think

  16. Minho kamu bodohnyaaa -___- ya jelaslah seo nangis udah tau dia ska sama kamu hadoooh -__-
    Sebenernya kyu itu siapa si? Dimana-mana kok ada haha
    Lanjut chingu

  17. Ping-balik: Enchanted (Part. 6) « Our Craziest Think

  18. Minho bodohnya dikau.
    Ya jelaslah seo nangis,mendem perasaan 12 tahun tp km ga pernah sadar.
    Dan dalam sekejap km bilang cinta sama yuri.
    Cewek mana yang ga nangis coba -_-
    Hhhhh~

  19. aduh seo jauh lebih baik sama kyu aja yang selalu ketemu disaat yang gak disangka sangka 🙂
    minho bener bener gak peka yaa.. 12 tahun gak cukup buat dia tau perasaan seohyun eonni ckck

  20. Aigo selama 12thn ini seohyun suka ma minho dan minho sama sekali ga peka sama perasaanya seo,tp gimana reaksinya minho lihat ada namja lain dirumahnya seo yah?

  21. Aigo…malang bgt nasib seohyun udah mendam cinta selama 12thn,sekarang kenyataan yg harus dia terima adalah minho tenyata malah jatuh cinta sama yeoja lain

  22. hei seohyun! sadar doooong…….takdir mempertemukan (?) kamu dan kyuhyun bukan tanpa alasan. ayo…..lupain minho…lupain minho, bukankah kyuhyun jauh menarik eh? seru banget ni FF,kereeeeennnnn

  23. Seo am kyu ketemunya kebetulan terus….emg jodoh mungkin,heeeeheee…..!!!!

    Penasaran cwe yg disukai minho….!!!
    Qt lnjutin part selanjutnya….

  24. Ping-balik: Enchanted (Part 8/End) | Our Craziest Think

  25. Ya ampuun, kasian bnget seo. Udah mendem perasaan 12 thun dan akhirnya harus kecewa. Tapi sepertinya emang takdir mempertemukan dia dengan kyu…buktinya mreka selalu ketemu tanpa sengaja

  26. ahhhh.. minhooo~ jatuh cinta ama siapa itu?
    bukan tiffany kan?
    ohya, kebetulah lg ketemu kyuhyun kan..
    seohyun nangis.. kasian…
    tp gapapa toh msh ada kyuhyun yg jd takdirnya^^ seruu

  27. Eoh yeoja itu ??? Nugu ??? Yuri ??? Yuri kan tapi bukan lead vocal tapi lead dance harusnya drama dance /? eh ? XD

  28. yaampun pasti nyesek deh jadi seo.. org di tunggu + dicintai seo selama 12 tahun ternyata malah jatuh cinta pada pandangan pertama sama yeoja yg ada di musikalnya tiff… padahal 12 tahun itu bukan waktu yg singkat untuk nungguin cinta terbalas huhuh kasihannn 😥
    pertemuan seokyu selalu didasari kebetulan apa mereka kedepannya jg bs jd kebetulan pasangan hidup eo? hmmm kyu kayaknya udh ada perasaan nih kiw ;;)
    tapi kira kira yeoja yg dilihat minho sopo yo? apa jgn jangan yuri? trs td bknnya ada kyuhyun? kyuhyun ngapain disitu?
    baru jg aku bertanya tanya yuri ko kayaknya belum muncul padahal di covernya ada foto yuri hehe.. eh tautau nya kayaknya dia br muncul deh
    next bacaaaa 😀

Tinggalkan komentar