Sonsaengnim, saranghaeyo! (Part. 2)


Link part sebelumnya
Part. 1

Author : Chiputris (@chiputris)

Rating : PG 15

Lenght : Series

Genre : Romance

Cast : SNSD Seohyun, Super Junior Kyuhyun

Other cast : Yonghwa CN-Blue

Disclaimer : Pemainnya punya Tuhan Yang Maha Esa. Cerita ini of course punya author yang unyu ini *plak. FF ini terinspirasi dari sebuah komik nan unyu~~

Note: halo halo haloo.. author ciput yang unyu ini comebak! ^o^ siapa yang kangeeen?? *pletak . pertama-tama, maaaaaaaaaaaf! *bow180° (?) maafkan aku yang sangat molor dari publish ff ini. Ini semua karna pencarian tempat kuliahku yang memerlukan waktu yang lama.. disamping itu, aku juga bersemedi untuk memperbaiki dan memperbanyak perbendaharaan kata bahasa Indonesiaku yang amburadul ini. Makasih banyak ya untuk para reader ku tercinta yang telah memberi banyak cinta pada ff ku ini (?) makasih juga kepada para pembaca ff ini yang udah komen maupun yang ngga komen (¬_¬)

Tanda petik satu seperti ini _ melambangkan perkataan di dalam hati, eh apa deh? Isi hati lah bisa di bilang.

WAJIB RLC!! READ, LIKE, & COMMENT! Yang ngga komen dapet upil racun dari author (?)

Oke daripada banyak ngebacot, yuk CEKIDOT!

♥♥♥

“Lama sekali. Kau itu kemana saja, uh? Aku capek menunggumu tau..” suara itu..

Seohyun menegakkan kepalanya yang sedari tadi memperhatikan jalan─menatap seseorang didepannya yang terdengar mengajaknya berbicara.

“Kyuhyun-sshi?! A-a-apa yang kau lakukan disini??” telunjuknya terus saja menunjuk wajahnya yang terseyum ‘setan’ itu, matanya pun hampir saja keluar dari tempatnya. Rasanya jantungnya tak berhenti pun sudah untung.

Bocah yang ia bayangkan manis tadi, ternyata..

Kyuhyun mulai mengangkat punggunya yang sedari tadi disandarkan pada pintu apartement─berdiri untuk mensejajarkan tatapannya dengan gadis yang melongo kerasukan didepannya itu.

“Ini.” Tak seberapa detik, Kyuhyun menyerahkan selembar foto padanya. “itu kudapat dari ibumu.”

Dengan seluruh tubuh yang masih bergetar hebat, Seohyun berusaha menggerakan jari-jarinya─sekedar membuka telapak tangannya untuk menerima benda yang disodorkan padanya itu. “Fo-fotoku? Bagaimana bi..”

“Seorang remaja 17 tahun mau dititipkan karena orang tuanya sedang pergi..” Kyuhyun memotong perkataannya. Ia terkekeh singkat dengan perkataanya sendiri. Menghembus napas ringan sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana, lalu memandang santai pemandangan yang tersaji dari balkon apartement Seohyun. “tadinya aku menolak habis-habisan..”

Pandangannya kini ia arahkan ke Seohyun yang masih eksis dengan ekspresi kerasukannya itu. “Tapi aku berubah pikiran, saat tahu siapa orang yang akan mengasuhku itu. Sepertinya ini akan menjadi pengisi waktu yang baik.” Ia mengangkat sudut bibirnya. Dapat kau simpulkan sendiri apa saja yang ada dipikirannya saat ini kan?

Kyuhyun sedikit menunduk untuk mendekatkan bibirnya ke telinga Seohyun, agar ucapannya yang selanjutnya dapat didengar jelas oleh gadis didepannya yang terlihat tidak merespon perkataanya sejak tadi. “Sonsaengnim, aku mohon bantuannya untuk seminggu ini.” bisiknya lembut─membuat aliran darah Seohyun berdesir.

‘IT-GE MWO-YA?!’ bukannya diam karena tak merespon ternyata, tapi otaknya merespon rentetan adegan barusan secara berlebihan. Sampai-sampai lidahnya seperti ikan salmon beku.

♥♥♥

“Sonsaengnim, aku mohon bantuannya untuk seminggu ini.”  kejadian dan Kata-kata Kyuhyun itu selalu terngiang-ngiang di kepala Seohyun.

‘Ini Cuma mimpi. Mustahil bila jadinya seperti ini. Ya benar. Ini Mimpi’

“Sudah bangun rupanya.” suara pria, yang.. terdengar familiar.

Seohyun mengucek matanya yang masih buram setelah terlelap semalaman. “Ck. Saat bangun tidur pun aku masih saja mendengar suaranya.” Seohyun sedikit meregangkan ruas-ruas tulang punggungnya.

“Aw!”

“Eh?” sepertinya, lengan-lengannya yang ia regangkan barusan menyentuh suatu benda yang berbunyi.

Perlahan ia mulai membuka lebih lebar kelopak matanya untuk mencari sumber bunyi barusan.

“Seohyun~a annyeong haseyo. Sepertinya tidurmu nyenyak sekali, sampai-sampai tidak memperhatikan keberadaanku..” seorang pria yang khas dengan senyum ‘setannya’, berada tepat di depan wajah Seohyun dan dapat dipastikan kalau ia satu ranjang dengan..

“GYAAAAAAA!!”

BBUKK

Dengan satu tendangan maut Seohyun, sang pria terjatuh kelantai.

“YA! DASAR MESUM!”

Seohyun buru-buru menarik seluruh permukaan selimut untuk menutupi tubuhnya yang berbalut piyama bergambar anime kodok hijau favoritnya. Tak ditutupi pun sebenarnya tak ada masalah. Reaksi spontan seorang gadis memang.

“Ya.. Sakit hyun~a. Reaksimu kan tak perlu berlebihan seperti itu.” ujarnya enteng sambil mengelus-elus bokongnya yang mendarat dilantai barusan.

“KAU ITU JANGAN MASUK KAMAR GADIS SEMBARANGAN! APALAGI TELANJANG SEPERTI ITU!” tubuh Seohyun bergetar menahan amarah, napasnya mendengus-dengus  kasar, matanya menatap tajam makhluk didepannya, sementara wajahnya berubah warna─putih ke merah─merah ke ungu, ungu ke biru.

“Aku kan tidak naked. Hanya bertelanjang dada. Reaksimu itu berlebihan sekali.”

Seohyun hanya menjawab dengan bulatan bola mata yang hampir keluar dari tempatnya.

“Ya ya ya baiklaah aku akan keluar..” Kyuhyun mengangkat tangannya keudara seperti orang tertuduh. Sedikit ngeri memang melihat amarah Seohyun yang barusan. Apalagi setelah tatapannya sempat melirik vas bunga besar yang berada disampingnya tadi. Bisa jadi, drama kriminal yang selama ini Kyuhyun saksikan di TV akan terealisasi.

♥♥♥

KCRAAAK

Seohyun meletakkan kasar nampan berisi sarapan di meja kaki pendek yang berada di ruang TV. Emosinya masih belum stabil akibat kejadian tadi pagi.

Ia mendudukkan dirinya pada bantal alas duduk yang terletak di sebelah meja, agar dapat mensejajarkan dirinya dengan Kyuhyun yang sedang menonton TV didepannya. Ia mendehamkan suaranya sedikit keras untuk memulai sebuah debat urat dengan lelaki didepannya itu

“Kyuhyun-sshi, tolong berikan nomor teleponmu padaku.” suaranya sedikit bergetar. Tak tahu karena malu atau masih kesal.

“Mau mengajakku kencan, huh?” ucapnya enteng─masih membelakangi Seohyun─asyik memencet mencet tombol remote TV untuk mengganti salurannya.

“ANIYOO!” Seohyun dengan cepat menjawab diiringi wajahnya yang bersemu merah.

Ia menghembuskan napasnya sejenak─berusaha mengatur kata-katanya.

“Kau tau kan, mulai hari ini aku yang akan jadi walimu disekolah selama seminggu. Nomormu itu untuk panggilan darurat, dan hn.. bisa gawat kalau pihak sekolah tau tentang ini. J─jadi kau harus merahasiakannya.”

Ia menjeda kalimatnya sebentar dan menarik napasnya dalam. “Lalu, mm.. kau tau kan posisi kita? Aku guru dan kau murid. Jadi jangan kau ulangi yang tadi pagi.” segera ia memalingkan wajah ke langit-langit rumah setelah mengatakannya, agar air mukanya yang berubah aneh tak terlihat.

Tak seberapa detik Kyuhyun sudah berada didekatnya─memangku sikutnya di atas meja untuk menopang dagunya dan menatapnya penuh arti. “Mianhae Hyun~a.. Aku lebih mudah tidur kalau ada kehangatan dari tubuh seseorang.” ujar Kyuhyun dengan mata yang sendu.

Sontan wajah Seohyun langsung membiru dengan mata yang mendelik sampai 5cm panjangnya.

Kyuhyun semakin mendekatkan wajahnya─memperhatikan mimik wajah Seohyun yang seperti orang kesambet itu. “Bisa gawat kan kalau seorang guru bereaksi seperti itu?”

Ia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk membuatnya lebih sadar. “Be-Berisik!!” lalu buru-buru bangkit dan menyambar tas kerjanya yang ia letakkan di atas meja.

“Cepat sarapan lalu berangkat ke sekolah! ..dan jangan panggil aku dengan sebutan sok akrab, aku bukan teman mainmu!” pekik Seohyun sembari terus melangkah kearah ruang depan, memakai sepatu hak tingginya secepat kilat, lalu membuka pintu keluar dan menutupnya dengan segenap amukan jiwa─meninggalkan si bocah setan untuk berpindah ke tempat yang mungkin akan membuatnya tenang, tempat kerjanya. Sekolah.. Kyuhyun. Tidak mungkin akan dapat ketengan jika begini.

♥♥♥

“Dasar menyebalkan! Apa ia tidak bisa merubah sifatnya itu padaku yang bisa disebut gurunya ini?! Apa lagi kejadian kemarin!” Seohyun terus-terusan menggerutu begitu keluar dari apartementnya.

-Flash back-
“Ternyata kau hanya A Cup? Ckckck.. Kasihan sekali. Sebagian dari hidupmu sudah berakhir. Mana ada lelaki yang mau dengan wanita berdada rata sepertimu?” ucapnya prihatin sembari menjinjing bra Seohyun yang tadi tergeletak di atas tempat tidurnya.

“Gyaaaaa! Apa yang kau lakukan?! Sudah kubilang jangan masuk kekamarku!”
 -Flash Back End-

Seohyun menghembuskan napasnya berat.

‘..dan ini masih berlanjut selama seminggu. Ya Tuhaaaan.. cobaan macam apa ini? Aku tak pernah melawan eomma, bahkan pada tetangga dan saudara pun aku selalu ramah. Kenapa kau berikan aku cobaan berat macam ini?’ memikirkannya membuat Seohyun ingin menerapkan salah satu adegan kriminal pada anak setan itu. Ia memijat-mijat kepalanya sendiri yang terasa mau pecah, agar salah satu ide gilanya barusan tak terealisasi dengan pikiran kalapnya saat ini.

♥♥♥

“Seohyun sonsaengnim?” Yonghwa mengibas-ngibaskan telapak tangannya di depan wajah Seohyun, agar ia segera sadar dari lamunannya yang mungkin akan naik tingkat menjadi kesambet atau kesurupan.

Sejak datang kesekolah Seohyun memang terus-terusan melamun, memandang hampa kedepan sambil menopang dagunya pada meja kerja didepannya. Otaknya sibuk dengan rentetan kejadian yang menguji kesehatan jiwanya itu.

“Hhah? Eh-iya.”

“Apakah kau baik-baik saja? Rapat gurunya sudah selesai dari tadi.”

“Eeeh!?” Seohyun celingak-celinguk─mengecek apakah yang dikatakan Yonghwa barusan benar atau tidak. Dan ternyata memang ruang guru sudah sepi. Hanya tersisa beberapa guru.

‘Sial. Karena anak itu pikiranku jadi entah kemana. Aku jadi tidak memperhatikan rapat sedari tadi.’

“Mi-mianhamnida..”

“Sepertinya hari ini anda sedang tidak fokus. Apa mau saya antarkan pulang? ..dan lalu kita bisa makan malam.”

“Makan malam?” Seohyun mengecek jarum jam pada jam tangan cokelat mungil yang melingkar di pergelangan kirinya. Ternyata benar, sudah jam 17.00. “maaf, hari ini saya mulai memelihara anak kucing, jadi saya harus pulang cepat.” Seohyun mulai beranjak dari tempat duduknya dan segera menyampirkan tas pundaknya. “kalau begitu saya permisi. Annyeong haseyo.” Ia tersenyum sepintas dan membungkukkan badannya lalu dengan cepat meninggalkan ruang guru itu.

Walaupun hari ini ia sedang tak banyak jam mengajar, tapi tubuhnya terasa lelah sekali. Tubuhnya yang lelah? Ah, lebih tepat jika dibilang, otaknya yang terlalu lelah dengan pikiran-pikiran rumitnya.

“Seohyun sonsaengnim.”

Seohyun sedikit tergelak dengan suara barusan. Seorang bocah tengil dengan senyum khasnya berdiri didepannya─menyandarkan tubuhnya pada tembok yang tak jauh dari ruang guru. Sepertinya sedang menunggunya.

“Kau pasti lelah.” ucapnya ramah.

Dengan paniknya Seohyun menengok kanan-kiri untuk memastikan agar tak ada yang mendengar ucapan sok akrab Kyuhyun barusan.

“Kau tak mendengar perkataan ku yang tadi pagi, hhuh?!” niatnya ingin berbisik, tapi emosinya yang membuat ucapannya barusan terdengar seperti menyentak.

Sedetik kemudian Seohyun mendengar percakapan seseorang yang terdengar akan melewati tempatnya dan Kyuhyun berdiri sekarang.

“Haiish.. Eotokhae?!” pekiknya pelan. Ia tak mau ada yang curiga mengenai hubungannya dengan Kyuhyun.

Kyuhyun buru-buru menarik lengan Seohyun agar mengikutinya untuk bersembunyi di bawah anak tangga yang berada tak jauh dari posisi mereka tadi.

Ruangan bawah tangga yang sempit dan suara percakapan orang tadi yang terdengar semakin dekat, membuat mereka harus meminimalis tempat mereka bersembunyi. Ini menyebabkan jarak wajah mereka berdua sangat dekat. Bahkan hembusan napas Kyuhyun dapat terasa diwajah Seohyun.

Seohyun meneguk air liurnya sendiri. Wajahnya merah padam. Adegan ini, memberi sensai aneh pada organ tubuhnya yang tiba-tiba jadi sedikit malfungsi. Napasnya tak teratur, jantungnya serasa lari marathon, wajahnya terasa panas, tubuhnya bergetar, dan kantung kemihnya seperti terisi banyak cairan yang menyebabkannya teramat ingin pergi kekamar mandi.

“Kau..”

“Ssshh.. Jangan bersuara.” Kyuhyun menempelkan ujung jari telunjuknya pada bibir Seohyun. Seohyun hanya menatapnya dengan napas yang makin tak teratur.

Kyuhyun beranjak dari tempat sembunyinya, lalu mengintip dari balik celah anak tangga untuk mengecek keadaan sekelilingnya. “Mereka sudah pergi ya?” ucapnya yang lebih untuk dirinya sendiri.

Kyuhyun mengulurkan tangannya untuk membantu Seohyun berdiri.

“Ya. Kau mau tetap disitu, huh?” ucapnya setelah memperhatikan Seohyun yang tidak merespon uluran tangannya barusan dan masih saja ber-bengong ria.

“Eh? Te-tentu saja tidak.” Seohyun mengulurkan tangannya untuk menyambut tangan Kyuhyun yang akan membantunya berdiri.

“Hari ini aku mau main dengan temanku. Jadi kunci rumah cadangan yang ada padaku, kau saja yang pegang.” Kyuhyun merogoh saku celanya untuk menemukan kunci yang dimaksud.

Seohyun sudah siap-siap membuka telapak tangannnya untuk menerima kunci yang akan Kyuhyun berikan.

Kyuhyun mendekat pada Seohyun.

Oh, rupanya ia tidak berniat menyerahkan kuncinya di telapak Seohyun. Melainkan menaruhnya sendiri di kantung jaket tebal Seohyun yang berada tepat di depan dada kanan-nya. Lalu berucap, “Kau hati-hati ya dirumah.” tepat di telinga Seohyun dengan lembutnya, dan berlalu meninggalkan Seohyun yang makin terlihat tak normal itu.

Tindakan Kyuhyun yang barusan membuat suhu tubuh Seohyun yang sedari tadi meningkat, menjadi semakin meningkat pesat beberapa derajat.

‘Ada apa dengan ku? Kenapa aku jadi berdebar-debar seperti ini? ..dan mataku juga berkunang-kunang..’

♥♥♥

Kyuhyun mengibas-ngibaskan termoter tubuh yang dipegangnya. “38,2°C. Ternyata kau benar-benar demam.” ucapnya heran setelah melihat hasilnya.

“Dimana aku sekarang?” ucap Seohyun lemah.

“Di hotel.”

Mendadak tubuh Seohyun langsung membeku, membiru—memerah—menguning saat mendengar perkataanya.

“Hahaha.. tentu saja dirumahmu sendiri pabo. Kau ini mudah sekali dibohongi. Ckckck.. tadi tiba-tiba saja kau itu ambruk saat aku akan meninggalkanmu di sekolah. Bagaimana kau bisa pingsan? Tadi pagi kondisimu masih terlihat baik-baik saja.”

“Aku.. otakku terlalu banyak beban.”

Kyuhyun terkekeh sendiri mendengar jawaban bodoh Seohyun. “Ya.. kau tau, wajahmu benar-benar aneh sekarang. Lihat matamau, hanya tinggal putihnya saja.”

“Ya Tuhaaan.. bisa gawat kalau ada yang tau kau membawaku pulang.” ucapnya miris sembari menatap langit-langit kamar─terbaring lemah ditempat tidur, dengan lapisan selimut tebal disana-sini.

“Tidur sajalah. Akan kubuatkan bubur untukmu agar kau bisa minum obat.” ucapnya sembari beranjak meninggalkan Seohyun agar dapat beristirahat.

“Kyuhyun-sshi.. Maaf. Kau jadi tidak bisa bermain dengan teman-temanmu.”

“Sudahlah.” Kyuhyun menarik sudut bibirnya. “Sudah kewajibanku kan merawat seorang ahjumma yang sedang sakit? Bisa gawat nanti kalau kau sampai mati. Kekeke..” ia terkekeh dengan senyum ‘setannya’ dan melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti barusan.

‘Dasar bocah tengil!’ kutuk Seohyun dalam hati. Tak mampu membalas ucapan Kyuhyun barusan karena kondisinya yang benar-benar menyedihkan. ‘tapi.. pada dasarnya ia anak baik.’

♥♥♥

Ditengah kondisinya yang menyedihkan Seohyun masih dapat mendengar suara ribut-ribut yang berasal dari luar kamarnya.

Ia menyingkap selimut dari tubuhnya dan berjalan terhuyung untuk menggapai knop kunci kamarnya.

“Ya! Kau itu sedang apa?!” Seohyun memekik saat melihat Kyuhyun yang terlihat ingin mencampurkan beras, sabun cuci piring, dan pengaduk adonan menjadi satu.

“Kalau mau buat bubur, berasnya harus dicuci dulu kan? Aku ingin mencucinya dengan sabun ini dan nanti mengaduknya dengan adukan ini.” ucapnya polos.

“Haiissshh.. kau itu mau membunuhku?! Jangan bilang kalau kau tak pernah masak?”

“Kalau yang begini saja, aku bisa.. sudah sana tidur!” ucapnya enteng sembari mendorong tubuh Seohyun agar kembali ke kamar.

Tapi, mana bisa anak itu dibiarkan masak sendiri. Jadi apa ia nanti saat memakan eksperimen seorang remaja pria yang hanya bisa bermain dengan wanita itu?

Seohyun beranjak lagi dari tempat tidurnya dan berjalan terhuyung menuju dapur.

“Sudah, biarkan aku saja..” Seohyun menepuk pundak Kyuhyun yang sedang asik dengan eksperimennya itu.

“Kan sudah kubilang jangan kemari!”

“Sudahlah.. mana mungkin kau bisa masak.”

“Tapi.. sarapan yang kau buatkan tadi pagi membuatku terharu..”

‘Eh? Jadi bocah tengil ini menghargai masakanku?’

“A-apa boleh buat. Kau buatlah sesuai dengan instruksiku. Dengan begitu, setidaknya masakanmu akan sedikit layak dimakan.” ucapnya mengalah. “mula-mula, tuangkan.. bla bla bla..”

♥♥♥

“Ya, bagaimana rasa buburnya?” tanya Kyuhyun tak sabaran.

Seohyun mengecap rasanya di lidah dan berpikir sejenak. “Meoshita..” ucapnya senang. Tiba-tiba matanya kembali berkunang-kunang dan..

BRUUK

Ia kembali terjatuh pingsan.

“Ya Seohyun-sshi!” Kyuhyun mengguncang-guncang tubuh Seohyun yang berada tepat di pelukannya. Sepertinya ia benar-benar sakit.

Kyuhyun segera mengangkat tubuh Seohyun dan membaringkannya di tempat tidurnya.

“Ia belum mengganti pakaian kerjanya. Bajunya juga basah karena keringat. Ia bisa makin parah jika seperti ini.” ucapnya saat memperhatikan tubuh Seohyun yang masih terbalut pakaian kerjanya. Ia menghembuskan napasnya berat. “apa boleh buat, Ini kan kondisi darurat.” Kyuhyun mulai membuka kancing kemeja Seohyun satu-persatu.

Ia beranjak menuju lemari Seohyun agar bisa mendapat pakaian ganti untuknya. “Tapi, bisa gawat kalau ia tau aku membuka-buka lemarinya tanpa izin.” Kyuhyun mengurungkan niatnya untuk menyentuh danger area untuknya itu.

Tanpa pikir panjang Kyuhyun langsung melepas kemeja sekolahnya dan memakaikannya ke tubuh Seohyun yang hanya memakai dalaman saja.

“Mungkin begini sudah cukup.” ia memperhatikan tampilan Seohyun yang baru—memakai kemejanya yang terlihat sangat kebesaran ditubuh mungilnya.

Kyuhyun mengambil obat demam yang ada di lemari es.

Ia mengangkat kepala Seohyun agar lebih tinggi. “Seohyun-sshi.. minumlah.” Dengan susah payah ia memaksakan obat itu masuk kedalam mulutnya. Tapi mulut Seohyun sama sekali tak mau terbuka.

“Haisssh.. bagaimana ini?!” ucapnya frustasi sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Ia duduk bersandar pada sisi tempat tidur dengan tubuhnya yang masih bertelanjang dada. Lalu ia bangkit dan duduk di samping tubuh Seohyun dan menatap wajahnya yang terlihat pucat.

Tak terasa tatapannya sudah semakin dekat dengan wajah Seohyun dan akhirnya bibirnya menyentuh bibir pucat Seohyun.

♥♥♥

“Jam berapa sekarang?” Seohyun terbangun dari tidurnya.

“Hhh.. kepalaku sakit.” ia memegangi dahinya—merasa sedikit pening pada kepalanya.

Teringat sesuatu.

“Dimana bocah itu?” Seohyun mencoba bangkit dari tempat tidur dan mencarinya di ruangan lain, tapi nihil.

Ia menengok ke jam dinding keroronya dan sudah menunjukkan pukul 09.00.

“Kenapa sekarang aku merasa kesepian? Padahal aku sudah biasa tinggal sendiri. Apa karena bocah itu tak ada?”

“Haissh.. kepalaku..” Ia menopang dahinya dengan tangannya untuk menahan rasa sakit kepala yang ia alami. Memang demamnya belum sembuh benar. Wajahnya kembali memanas karena air mata yang tiba-tiba keluar. “kenapa aku harus menangis?”

“Seohyun-sshi?” Kyuhyun muncul dari balik pintu.

“Ya! Kau kemana saja bocah tengil?!”

“Haiissh.. Bisakah kau tidak berteriak-teriak seperti itu? Aku tadi dari apotek. Kan sudah ku-sms.”

“Bohong.”

“Terserah.”

“Kalau begitu aku kan mengecek sms mu itu. Haissh.. dimana handphone ku?” ia teringat dengan handphonenya yang tak tau dimana keberadaannya sejak tadi pulang dari mengajar. Kemudian ia mencari tas kerjanya dan mulai mengubek-ubek isi tas untuk mencari keberadaan handphonenya itu, tapi nihil. “haiissh apa jangan-jangan tertinggal di kantor? Bodohnya aku!” gumamnya sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.

Ia terduduk lemas. “Aku.. Ini memang salahku. Tapi kau jangan keluar sendirian seperti itu. Aku sangat khawatir.. dan bagaimana jika kau hilang? Nanti aku yang akan terkena masalah. Bagaimana pun selama seminggu ini, aku bertanggung jawab atas dirimu dan..” Ia menundukan wajahnya dan tak terasa pipinya yang chubby mulai basah dengan air mata yang sedari tadi tertahan.

“..Seohyun~a, kau menangis?”

“Andwae! Ini karna suhu tubuhku yang memanas..” sergahnya—menunduk sambil menghapus air mata yang mulai menutupi semua pipinya.

Kyuhyun merasa sedikit bersalah padanya. Ia mulai berjalan mendekatinya dan mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Seohyun yang terduduk dilantai. “Kalau begitu.. maafkan aku.” dan lalu memeluk tubuh kecil Seohyun.

“Eeh, kenapa tubuhmu dingin sekali?” Seohyun menyadari suhu tubuh Kyuhyun yang sangat dingin. “Ya! Kau itu pergi seberapa jauh sampai tubuhmu jadi sedingin ini, huh?!”

“Haiiissh.. bisakah kau tidak membentak-bentak seperti itu? Aku tadi membeli obat di apotek kota sebelah.”

“Pantas saja tubuhmu dingin.”

“Berisik. Aku─aku kan tak perlu keluar jauh bila aku tak melihat tubuhmu yang setengah telanjang itu..” ia memelankan suaranya pada akhir kalimat sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Mungkin agar Seohyun tak mendengar yang terakhir itu.

“Mworagoyo? Aku tak mendengar yang barusan. Barusan kau bilang apa, uh?” Sepertinya memang benar-benar tak terdengar.

Kyuhyun tak menjawab, hanya semakin menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya sambil tangan-tanganya menjambak kecil rambutnya.

“Eng─maksudku.. Ya! Terserah aku mau beli obat dimana. Yang perlu kau pikirkan adalah untuk membenahi pakaianmu sekarang ini.” ia mulai mencari topik pembicaraan lain.

“Pakaianku?” tampaknya berhasil.

Seohyun mulai menunduk. Perlahan memperhatikan penampilannya yang dimaksud. Dan..

“GYAAAAA! YA! Sejak kapan aku berpakaian minim seperti ini?!”

“Apa boleh buat. Aku kan tidak mau membuka tempat keramat mu itu.. memangnya kau mau, aku membongkar lemari tempat bra-mu itu?” ujarnya santai.

“Ja─jadi kau melihatku yang telanjang?”

“Kau kan masih pakai dalaman saat itu.. dan juga aku tak merasakan apapun saat melihatmu seperti itu.” kilahnya sambil membuang muka.

“KYUHYUN-SSHI!!!”

“Jangan berteriak-teriak seperti di hutan Hyun~a..”

“Panggil aku yang sopan!”

“Hyunnie.”

“..yang sopan kubilang!”

“Seororo.”

“Dari mana kau dapat panggilan seperti itu?!”

“Haiiish.. kau itu banyak maunya!”

♥♥♥

Di tempat lain.

“Eeh.. Yonghwa sonsaengnim kau masih bekerja? Ini kan sudah sangat larut malam.” sapaan dari seorang guru mengagetkan Yonghwa yang masih berada di dalam ruang guru.

“Ah iya. Aku sedang memeriksa nilai ujian murid-murid.” ujarnya ramah.

“Ooh, kalau begitu saya duluan.. Annyeonghi gaseyo.”

“Ne.. anneonghi gaseyo.” wanita paruh baya itu kemudian pergi.

Matanya kini beralih pada benda pink pipih yang tergeletak diatas mejanya.

“..karena tetap berada disini, aku jadi mendapatkan barang berharganya.” ujarnya sambil membentuk seringai kecil. “kudengar di mulai memelihara kucing..”

One text message.
From : Kyuhyun-sshi
Sudah bangun? Aku sedang membeli obat di apotek dan akan segera pulang.

“Ternyata ‘kucingmu’ besar juga ya Seohyun-sshi?” ia terkekeh puas sambil menatap salah satu isi sms yang ada pada handphone pink itu.

‒TBC‒

Apakah yang akan terjadi selanjutnya setelah Yonghwa tau Seohyun dan Kyuhyun tinggal se-atap? Next to part. 3.. hoho ^o^

Huaaa maafkan aku jika part. 2 ini tak seperti yang diharapkan. Aku sedang tidak dalam mood yang baik saat menulis ini 😦 😦

Nah, tebakan reader tentang bocah yang dititipkan itu benar! Yay yay yay *jogetjoget Oh iya aku minta saran dong dari segi penulisan ku yang masih abal ini. Hehehe.. kalau dirasa masih kurang panjang, maafkan akuu… aku itu tipe yang suka membuat segala sesuatu itu tak terlalu bertele-tele sangat. Hehehe..

Oke. Harus tetap komen ya setelah membaca, walaupun dirasa kurang sreg jalan ceritanya ^^v

kalo komennya dikit, author mogok lanjutin

134 respons untuk ‘Sonsaengnim, saranghaeyo! (Part. 2)

  1. aduh bener bener deh si kyu bandelnya wkwkw 😀 padahal umurnya 3thn dibawah seo tapi gamau manggil seo noona lagi aduh wkwkwk 😀
    yah yah si yong tau tuh gimana dah.. plis yong jangan ngerusak seokyu yak huh
    lanjut bacaaaa

Tinggalkan komentar