Sonsaengnim, saranghaeyo!


Author : Chiputris (@chiputris)

Rating : PG 15

Lenght : Series

Genre : Romance

Cast : SNSD Seohyun, Super Junior Kyuhyun

Other cast : Yonghwa CN-Blue, Yesung Super Junior, Taeyon SNSD

Disclaimer : Pemainnya punya Tuhan Yang Maha Esa. Cerita ini of course punya author yang unyu ini *plak. FF ini terinspirasi dari sebuah komik nan unyunyu~~

Note : Spesialisasi author bikin yang 17+ sebenernya *ketauan yadongnya. Tapi karya author kali ini dirasa cukup untuk dibaca anak berumur 15 tahunan. Eh tau juga deh *plak. terima kasih buat mamah, papah, adek, temen *autis kambuh. Makasih buat sahabat ku dilla yang mengenalkanku pada inspirasi ini *ancurnya bahasa mu put!
dikarenakan author rada tergila-gila, bukan rada si tapi sangat tergila-gila sama shipper nan-unyu SEOKYU, maka castnya ya mereka deh.

Tanda petik satu seperti ini _ melambangkan perkataan di dalam hati, eh apa deh? Isi hati lah bisa di bilang.

WAJIB RLC!! READ, LIKE, & COMMENT! Yang ngga komen tak sumpahin di datengin SADAKO (?)

Oke daripada banyak ngebacot, yuk CEKIDOT!

♥♥♥

Di saat remaja lain asik dengan kehidupannya.
Aku malah mengasingkan diri.
Demi cita-citaku.

“Eomma.. Aku tidak bisa hidup sendirian,” bibirnya yang mungil terlihat sedikit bergetar saat berbicara.

“Wae geurae? Kemarin-kemarin kau bisa menjalaninya.”

“Kemarin ketika aku menyalakan TV ada film ‘The Ring’ dan selama 2 jam aku hampir mati ketakutan Eomma…” tangannya semakin mencengkram erat gagang telpon yang sedang di ajaknya bicara, seluruh bulu kuduknya meremang. Sesekali ia mengusap tengkuknya agar bulu kuduknya kembali tenang.

“HAISSSH paboga! Kau kan tinggal mengganti salurannya!”

Sesekali juga ia menarik selimut yang ia kenakan untuk menutupi seluruh tubuhnya—sekedar memastikan bahwa dirinya akan aman dari ancaman Sadako dengan berlindung dibawahnya. Ia juga semakin mencengkram erat boneka bantal Keroro yang sekarang di dipeluknya.

“Aaa.. Eotokhae?! Aku bisa mati dibunuh Sadako eomma,” wajahnya makin terlihat ketakutan, kepalanya ia tengokkan ke kanan kiri—berjaga-jaga, takut-takut ada Sadako yang akan keluar dan menghabisinya.

“Memangnya kau itu siapanya Sadako, huh?”

“Eomma!”

“Oh iya. Kebetulan eomma..”

Ia teringat sesuatu kemudian melirik jam dinding Keroro berwarna hijau yang bertengger di dinding atas ruang tamunya. “Sudah ya eomma aku hampir telat mengajar. Annyeong haseyo..”

Ttuutt.. ttuutt..

Walaupun sudah berumur 20 tahun dan bisa hidup mandiri, terkadang sifat kekanak-kanakannya muncul. Ah iya.. salah satunya adalah Keroro. Tokoh kartun berbentuk kodok hijau yang sangat ia sukai sampai saat ini.

♥♥♥

Hari ini adalah hari pertama Seohyun praktek mengajar.

“Maaf aku terlambat,” ia memegangi dadanya untuk mengatur napasnya yang tersengal, karena begitu turun dari bus ia berlari sejauh 500m untuk sampai ke sekolah tempatnya akan mengajar tepat waktu.

“Aah.. animnida.” jawab 2 pria bersetelan kemeja berumur sekitar 23 keatas. Yang satunya bertubuh tinggi dengan setelan modisnya, yang satunya tak terlalu tinggi dengan kacamata tebal yang ajeg di atas hidung bangirnya.

Seohyun. Seo Joohyun adalah seorang gadis berusia 20th yang kini tengah menjalani praktek mengajarnya yang merupakan salah satu syarat agar ia bisa mendapat gelar S1-nya. Ini juga demi impiannya menjadi seorang guru.

♥♥♥

“Hari ini cukup sekian panduan sekolahnya. Kalau ada perlu apa-apa, Sonsaengnim tinggal tanyakan pada kami berdua.”

“Ah ne, gamsahamnida Yonghwa sonsaengnim, Yesung sonsaengnim.” Seohyun menyunggingkan senyum ramahnya.

Mata Seohyun sedikit melebar, kaget sekaligus senang dengan sebutan barunya itu.

“Ya.. tak perlu tegang seperti itu.” lelaki modis yang bernama Yonghwa itu menepuk pelan pundaknya sambil tersenyum manis.

“A- aniyo.” walaupun sudah mengatur sedikit napasnya, tetap saja ia tak dapat menyembunyikan nada groginya karena dipanggil sonsaengnim barusan.

“Setelah ini Seohyun Sonsaengnim akan mengajar di kelas 2-C. Nanti akan ku antarkan. Annyeong haseyo..” setelah membetulkan letak kacamatanya, Yesung membungkukkan diri dan pergi berserta Yonghwa—yang masih tersenyum manis pada Seohyun—mengikuti langkahnya dari belakang.

Dengan refleks tubuh Seohyun yang tegang sedari tadi langsung tegap seperti tentara. “Ne Annyeong haseyo!” ujarnya sedikit nyaring.

“Ffuuuh.. mulai hari ini aku praktek mengajar,” gumamnya yang kini memandang langit cerah dari koridor sekolah tempatnya berdiri. Awan indah yang berarakan di atasnya, cukup untuk menenangkan perasaan groginya saat ini.

Ia kembali menerawang kejadian beberapa tahun silam—alasan tekad bulatnya untuk menjadi seorang guru.

-Flash Back-
“Dasar Seohyun anak cengeng.. Seohyun anak cengeng.. Seohyun anak cengeng.. uweee..” terlihat beberapa murid sekolah dasar yang sedang mengelilingi Seohyun yang sedang menangis. Beberapa dari mereka menjulurkan lidahnya ke arah Seohyun dan ada pula yang iseng menarik kunciran dari rambutnya yang di kuncir dua.

“Aku bukan anak cengeng!” bentaknya pada kumpulan bocah lelaki itu sambil sesekali terisak.

“YA! Hentikan! Apa yang kalian lakukan!!? Yang mengejek Seohyun lagi tidak akan aku maafkan!” seorang wanita tiba-tiba muncul dari belakangnya sambil mengepalkan tangannnya pada kumpulan bocah lelaki itu, kontan mereka pun lari terbirit-birit.

Ia mulai mendekati Seohyun yang masih terisak. Lalu mensejajarkan dirinya dengan gadis cilik itu. “Seohyun~a gwenchana yo??” ucapnya lembut sambil mengelus puncak kepala Seohyun.
-Flash Back End-

“Aku akan berusaha menjadi guru seperti Taeyon Sonsaengnim yang aku idolakan! Seohyun~a hwaiting!” ujarnya penuh semangat sambil mengepalkan tinjunya ke udara.

Braaak

Terdengar suara seperti pintu yang dibuka dengan sedikit kasar.

Seohyun refleks menoleh ke sumber suara.

Seorang lelaki—ah bukan, seorang murid laki-laki keluar dari ruangan itu. Kemejanya tak dikancing seluruhnya. Memperlihatkan bentuk tubuhnya yang kekar. Jas sekolahnya ia tenteng asal. Tubuh tingginya dan perawakannya tak terlihat seperti anak SMA.

Ia menoleh datar ke arah Seohyun sebentar dan lalu berpaling meninggalkannya.

Seohyun tidak bisa melihat ketidak-disiplinan seorang murid yang seperti itu. Nalurinya sebagai seorang guru terpanggil. Lagi pula ia pikir, ini kan jam pelajaran. Kenapa bisa seorang murid bebas berkeliaran?

“Ya! Jamsiman yo!”

Anak lelaki itu menoleh enggan. “Ya! Sekarang kan jam pelajaran! Kenapa kau berkeliaran disini?! Kau membolos, huh?!” Seohyun mencak-mencak. Namun anak lelaki itu hanya menatapnya datar.

“Ja—jawaab!” sejenak Seohyun takut dengan tatapan datarnya yang menusuk itu. Ia menghela napas singkat untuk menguatkan tekadnya kalau ia adalah seorang guru yang harus menegur muridnya jika bertingkah nyeleneh.

Anak lelaki itu menggunakan kelingkingnya untuk mengorek ke dalam telinganya. Mungkin ada kotoran yang tersumbat karena teriakan Seohyun barusan. “Aku hanya tidur karena tak enak badan.” ucapnya santai.

‘Benar juga. Tadi ia kulihat keluar dari UKS.’

“Ah maaf ya.” Seohyun menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil tersenyum ramah kearahnya, senyum yang lebih sebagai permintaan maafnya.

Sreek

Sebuah bungkusan plastik kecil—yang sudah tersobek karena telah terpakai—terjatuh dari tubuhnya.

“GYAAAAAAAAAAAAA!!!” sedetik kemudian Seohyun berteriak sekencang-kencangnya setelah melihat apa yang terjatuh dari tubuh muridnya itu.

“Ko-kondom..” ucap Seohyun lirih sambil menatap shock ke arahnya.

Tiba-tiba tubuh Seohyun tertarik, ah lebih tepatnya di tarik. Sebuah lengan mendekap tubuhnya erat, dan.. sebuah kecupan mendarat tepat di atas bibirnya itu.

Seohyun dapat melihat jelas dari matanya yang sangat dekat dengan wajahnya itu. Anak itu menciumnya. Ya, anak muridnya..

Anak lelaki itu melepas ciuman ‘pembungkam’ nya barusan. “Jangan berteriak-teriak.. bikin repot saja.” ia mendekatkan bibirnya ke telinga Seohyun. “oh ya. Mustahil siswa SMA yang terlihat segar bugar seperti ku ini hanya tidur di ruang yang ada ranjangnya kan? Pasti akan sangat membosankan.” ujarnya pelan sembari menarik sudut bibirnya dan membentuk senyuman seperti ‘setan’.

“Bye..” ia memungut jas sekolahnya yang sempat terjatuh akibat insiden tadi kemudian menyampirkannya pada bahunya dan meletakkan kedua tangannya pada kantung celananya. Lalu pergi melenggang dengan santainya.

Sementara Seohyun, langsung terduduk lemas dilantai koridor yang ia pijak tadi, menatap kosong entah kemana dengan bola matanya yang hampir keluar.

‘Kondom. Ciuman itu. Lalu apa yang ia lakukan di UKS barusan? Dan yang terpenting.. tadi itu adalah.. ciuman pertamakuuu!! Eotokhae?!!’ batinnya terguncang mengingat-ingat semua kejadian maha dahsyat baginya itu. Tangannya menjambak-jambak rambutnya sendiri untuk meringankan beban otaknya saat ini.

♥♥♥

“Seohyun sonsaengnim kelas anda disini.” Yesung membuka lenganya untuk mempersilahkan Seohyun masuk ke dalam sebuah ruangan. Tapi sepertinya ucapan dan sapaan ramahnya barusan tak di dengarkan oleh Seohyun yang saat ini terlihat berbengong ria.

DUUK

“Aww! Haissshh.. tembok ini kenapa menghalangi jalanku si? Issh..” Seohyun memukul pelan tembok yang menabraknya barusan dan mengelus dahinya yang tadi terbentur. “eeh Yesung sonsaengnim dimana kelasku?” ia baru menyadari kalau tadi ada makhluk yang menemaninya.

Yesung yang terlihat sebal dengan orang yang di ajak bicaranya ini, hanya memonyong-monyongkan bibirnya untuk menunjukkan kelas yang dimaksud.

Ternyata tembok yang ia tabrak barusan adalah tembok kelas tempat ia akan mengajar.

“Hhaa?” kepalanya ia arahkan menuju bibirnya yang di monyong-monyongkan itu. “Ah, gamsahamnida Yesung sonsaengnim..” Seohyun membungkuk dalam dan tersenyum seramah mungkin pada lelaki didepannya agar ia tak tersinggung dengan kelakuannya barusan.

Yesung hanya membalas dengan anggukan kecil, lalu pergi meninggalkannya dengan beberapa cibiran yang keluar dari mulutnya yang masih dalam posisinya tadi.

‘Haiiissh kenapa juga aku masih memikirkan kejadian tadi? Aku kan harus fokus mengajar sekarang.’

♥♥♥

Seohyun melangkangkan kakinya masuk kedalam kelas dan lalu menghela napasnya sejenak—membuang rasa gorogi yang ia alami.

‘Bocah itu lagi.’ anak lelaki yang merebut ciuman pertamanya tadi ada disini, ditempatnya mengajar untuk pertama kalinya, terduduk nyaman di barisan belakang.

Tubuhnya seperti di pause saat melihatnya. Otaknya pun kembali terguncang. Ia kembali me-review kejadian 2 jam yang lalu. Tubuhnya kaku tepat beberapa centi dari pintu masuk. Lalu lamunannya tersadar kembali ketika mendengar suara bising yang berasal dari kicauan para murid dikelas ini.

Dengan sedikit merapihkan pakaiannya dan dehaman pelan dari tenggorokannya ia mulai melangkah percaya diri ke depan kelas. Entah kenapa otaknya kembali menjadi malfungsi saat matanya tak sengaja menatap lagi. Dengan cepat ia menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan bayangan-bayangan itu. ‘Ah iya, aku harus memperkenalkan diri.’ batinnya.

Ia menuliskan namanya di papan tulis. “Annyeong haseyo. Choneun Seo Joo Hyun imnida. Kalian cukup panggil aku Seohyun sonsaengnim.” seceria dan sekeras mungkin ia menyapa murid-muridnya yang kini tengah berkicau entah kemana.

Sudah dipastikan, tak ada satu pun murid yang memperhatikannya dan malah asik membuat kicauan mereka makin heboh disana sini.

KRSAAAAK

Anak lelaki yang sedari tadi membuat otaknnya malfungsi itu, mendorong meja belajarnya cukup keras dengan satu kakinya. Rautnya sedikit berubah. Seperti merasa terganggu. Walaupun gayanya masih terlihat santai—terduduk di kursinya dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya. Kaki satunya masih berada di pinggiran meja, sementara yang lain tertekuk di bawah meja yang terlihat kurang muat untuk menaungi kaki-kaki panjangnya.

“Berisik! Aku jadi tak bisa tidur.” suaranya tak terlalu keras, tapi seluruh isi kelas langsung terdiam mendengarnya bicara.

“Maafkan kami Kyu, kami janji akan diam.” seorang murid wanita terdengar merasa bersalah padanya.

“Biar aku yang bangungkan kalau kau sudah selesai tidur Kyu.” murid wanita lagi yang berteriak senang.

“Ayo kita belajar!” ujar yang lainnya menimpali.

Kontan wajah Seohyun melongo seperti orang kerasukan melihat kejadian yang supranatural menurutnya ini. Seperti sihir memang. Hanya dengan satu kalimat dari anak itu, seluruh kelas yang terdengar seperti pasar tadi langsung berubah menjadi kuburan.

Seohyun mendehamkan suaranya—memulai sebuah kalimat untuk memulai pelajarannya hari ini. “Kalau begitu kalian buka buku bahasa Inggris kalian halaman.24 ya..” Seohyun memulainya dengan cukup bagus, tapi ini bukan karenanya. Ada yang membantunya, walau secara tak langsung.

“Hebat suasananya jadi berubah.” gumamnya setelah sedari tadi mengamati kegiatan murid-muridnya yang terlihat sangat semangat mengikuti materi pelajarannya.

‘Anak itu pun tidak jadi tidur rupanya.’ ia mengamati anak lelaki yang duduk di barisan belakang itu. Anak itu terlihat menatap ke luar jendela dengan satu tangan yang menopang dagunya. Semilir angin lembut yang berhembus dari luar jendela menggoyang pelan rambut hitamnya yang ikal. Ia memejamkan matanya dan menghirup pelan udara yang disajikan.

“Tampan.” ucapnya spontan. Ia buru-buru menutup mulutnya.

‘Apa yang kau ucapkan barusan Seohyun bodoh?!’ kutuknya pada dirinya sendiri sambil memukul pelan dahinya.

Ia jadi teringat sesuatu. ‘Ah, namanya..’ Ia mengambil kertas absen yang terselip di map jadwalnya dan melihat denah tempat duduk beserta nama anak di kelas itu.

‘Hemm.. Cho Kyuhyun rupanya.’

♥♥♥

“Aaaah akhirnya selesai juga.. 2 hari ini terasa melelahkan sekali.” Seohyun merebahkan tubuhnya di salah satu bangku taman. “Kurasa hari ini berakhir dengan baik. Tapi aku harus berjuang gigih di hari pertama kemarin..”

Tiba-tiba sesosok lelaki paruh baya mendekat dengan aura horrornya. Hampir saja Seohyun kehilangan detakan jantungnya saat ia datang.

“Hohoho.. kalau aku tak salah kau calon guru yang sedang praktek mengajar itu kan?” tanyanya ramah. Terlihat ia memakai seragam staf kebersihan sekolah ini.

“Eeeh i..iya.”

“Sepertinya anak nakal bertambah banyak ketika ia dewasa. Pasti berat jadi dirimu..”

“Ne.. Tapi aku akan berjuang sekuat tenaga ahjusshi..” jawabnya ramah dengan tatapan penuh semangat.

‘Kalau dipikir-pikir anak berandalan tadi sudah menolongku saat di kelas bukan? Tapi itu juga kan karena…’

Otaknya kembali me-review saat-saat ciuman pertamanya direbut. “GYAAAAA!!” refleks ia berlalri secepat kilat mengingat kejadian sial itu dan meninggalkan staf kebersihan tadi yang masih terbengong ria dengan kelakuan AB normal Seohyun.

‘Kenapa kau mengingatnya lagi Seohyun bodoooh?! Itu kan hanya luka kecil karna digigit macan..’ ia masih terus berlari sambil memukuli wajahnya sendiri.

“DASAR BEJAAAAT!!”

Tiba-tiba kakinya menyandung sesuatu dan terjatuh di pepohonan semak.

“Aawww..” ia mengelus bokongnya yang tepat mendarat di atas semak itu—membuat fungsi pepohonan yang tadinya sebagai pembatas antara lapangan sekolah dan kebun itu, menjadi tak berfungsi lagi karena tertiban oleh tubuhnya.

“Huh, asap?” hidungnya mengendus semacam bau asap yang berasal dari kebun sekolah.

‘A-nak be-ran-da-lan.’ tubuhnya masih dalam keadaan tengkurap dengan kepala kearah kebun dan kaki kearah lapangan, saat ia kembali shock melihat 2 orang murid laki-laki yang sedang asik merokok dan meminum minuman keras dari balik semak itu.

“Siapa dia? Guru?” tanya murid satu.

“Ya! Lihat apa kau, HUH?!” tanya yang lainnya dengan nada kasar.

“A.. aku bukan apa-apa kok. Annyeonghi gaseyo..” ia buru-buru bangkit dari posisinya tadi dan berniat lari sekencang-kencangnnya.

Saat hendak berbalik arah, ia teringat bahwa sekarang ia adalah seorang guru dan salah satu tugas guru adalah menegur tingkah muridnya yang salah. Ia memutar kembali tubuhnya kehadapan dua orang anak berandalan itu.

Ia mulai menyipitkan matanya dan berlagak sok menyeramkan. “Ya, Dengar. Rokok itu mengandung zat yang.. bla bla bla..” masih dengan tampang sok horror ia menjelaskan berbagai efek negatif rokok pada kedua brandalan itu.

“YA! Apa yang sebenarnya kau katakan, HUH?! Kau itu berisik!” salah satu dari mereka akan sudah bersiap-siap akan melayangkan tinjunya ke arah Seohyun. Seohyun memejamkan matanya rapat-rapat.

“Si.. siapa kau?!” tanya murid yang tadi akan meninjunya. Bukan ke arah Seohyun ia berbicara. Ah rupanya wajahnya tak jadi kena pukulan maut dari si brandalan. Lalu siapa yang menolongnya?

Matanya mencari keberadaan penolongnya itu.. dan ah. Dia lagi? Cho Kyuhyun.

“Ya lepaskan!” rupanya si brandalan itu kesakitan saat tangannya di pegang erat, ah bukan, lebih tepatnya dipelintir oleh Kyuhyun. Kyuhyun melepasnya dan mereka berdua secepat kilat lari dari hadapannya sambil mengumpatkan beberapa kata kearahnya.

“Ga.. Gamsahamni..”

“Ku pikir kau akan kabur karena takut dengan mereka.” Kyuhyun memotong ucapannya. Lagi lagi ia menarik sudut bibirnya dan menampakkan senyum ‘setannya’ itu.

Mata Seohyun terlihat berkaca-kaca. Tak tau kenapa ia harus menangis. Mungkin terharu karena telah ditolong. Tapi rasanya air matanya memang tak bisa ditahan lagi untuk keluar. “Jangan menangis. Kau kan guru.”

“Aku tak menangis!” air matanya terus saja mengalir. Kyuhyun hanya mengerutkan dahi melihat tingkahnya.

“Memangnya aku terlihat menangis? Jawab aku Kyuhyun-sshi?!” Seohyun meninggikan suaranya. Melihat Kyuhyun bermimik aneh, air matanya semakin deras keluar.

“Hahahaha.. baiklah. Terserah kau saja..” tawanya renyah lalu mengelus lembut puncak kepala Seohyun sambil berlalu pergi.

Seohyun tertegun dengan tingkahnya barusan. Tangisannya mulai terhenti, digantikan dengan perasaan aneh yang memuncak dalam dadanya.

“Gyaaa.. itu Kyuhyun!” salah seorang murid wanita sepertinya melihat keberadaan Kyuhyun yang kini tengah berdiri di bawah pohon rindang kebun sekolah.

“Itu para siswi!” Seohyun celingak-celinguk mencari tempat sembunyi. Bisa gawat kalau ada yang melihatnya sedang berduaan dengan murid di kebun sekolah yang sepi ini.

Secepat kilat Kyuhyun menutupi tubuh Seohyun oleh tubuhnya agar tak terlihat.

“Sedang apa kau disini Kyu?”

“Mau main panas-panasan.” ujarnya dengan senyum menggoda.

“Aww manisnyaa.. apa kami boleh ikut Kyu?” mereka berkata dengan centilnya.

“Aku sedang ingin sendiri,”

“Oh ya sudah. Kyuhyun annyeong,” akhirnya dua makhluk centil itu pergi.

“Aaahh selalu saja merepotkan..” ia meregangkan ruas tulang lehernya.

Seohyun diam-diam memperhatikannya sedari tadi.  ‘Ada apa ini? Walaupun ia mempermainkanku dan merebut ciuman pertama ku, tapi.. kenapa aku merasa sehangat ini dengannya?’

♥♥♥

“Aaah.. akhirnya selesai juga. Ffiuuh.. hari yang panjang. Sepertinya aku bisa berhasil sebulan ini, mengingat tingkah manis murid-muridku.” kedua tangannya ia rekatkan di depan dada sambil terseyum berseri-seri.

“Aah gibon chotta!” kedua tangannya ia angkat ke udara dengan semangat, dan lalu melanjutkan perjalannya pulang ke rumah.

DRRT.. DRRT

Ada yang bergetar dalam tas tangan yang ia sangkutkan di pundaknya. Ia menghentikan langkahnya dan dengan segera mengubek-ubek isi tasnya.

“Aah.. ketemu!” pekiknya senang setelah menemukan benda pipih pink dari dalam tasnya itu. Ada sebuah panggilan masuk rupanya. Dengan segera ia memencet tombol answer pada teleponnya.

“Yeobuseyo. Eomma?” dengan cepat ia dapat mengenali suara orang diseberang.

“Hyun~a.. eodiyaa? Cepat pulang. Nanti keburu anak itu sampai di appartement mu chagi. Ppalli nawa,”

“Nugu? Siapa yang sampai?”

“Aah.. tadi pagi eomma mau bilang, mulai hari ini eomma menitipkan seorang anak padamu.”

“HHUH?! Dititpkan?! Nuguseyo?”

“Dia anak temanku. Mereka ingin kau menjaganya. Orang tuanya sedang pergi keluar negeri Hyun~a.. Dia anak tunggal dan masih di bawah umur. Eomma cemas jika ia sendirian dirumahnya karena anak itu terlihat sangat manis. Eomma takut terjadi sesuatu padanya.. ”

“Ya! Eomma! Kenapa dadakan?!” tanya Seohyun setengah kesal.

“Aku pikir kau itu bosan hidup sendirian, jadi kebetulan kan?” ibunya terdengar gembira. “cepatlah pulang Hyun~a..”

“Kenapa eomma selalu saja sembarangan?! Eomma..”

Ttuutt.. ttuutt..

“Yeobuseyo? Ya Eomma!”

Telponnya ditutup sepihak oleh orang diseberang.

“Haisshh.. selalu saja seperti ini.” Seohyun mendenguskan napasnya kasar.

“Kalau begini apa boleh buat? Merawat bocah ya? Sepertinya tidak akan terlalu buruk. Mungkin akan jauh lebih menyenangkan daripada tinggal sendiri.” mau tidak mau ia harus menerimannya. Eomma-nya itu selalu membuat hal yang mengejutkan jantungnya. Tapi, dipikir-pikir menitipkan seorang anak untuk menemaninya, itu bukanlah sesuatu yang buruk.

“Mmmh.. Mengasuh adik kecil ya?” Seohyun berujar pada dirinya sendiri. Sembari membayangkan hal-hal menyenangkan apa saja yang akan dilakukan dengan adik kecil itu.

“Aaah.. Choa!” pada akhirnya ia merasa senang dengan keputusan eommanya itu.

Seohyun mulai menaiki tangga gedung apartementnya.

Suara hak sepatu Seohyun terdengar menggema. Ia telah sampai di lantai 2, lalu berbelok menuju kamarnya.

“Lama sekali. Kau itu kemana saja, uh? Aku capek menunggumu tau..” suara itu..

TBC

Okeh silahkan ditebak sendiri siapa yang bakal di asuh Seohyun..

Kalo yang komen sama yang ngunjungin bedanya jomplang banget, author mogok ngga ngelanjutin lagi!

Mohon maaf jika dalam ff ini masih terdapat beberapa kecacatan author yang kebawa-bawa ^^v

kata dilla, ff nya kurang penjelasan lagi, gue kan ngga kayak dia yang sinetron abis. gue kan ibaratnya iklan yang mau cepet-cepet kelar. hahaha *dijitak dilla

158 respons untuk ‘Sonsaengnim, saranghaeyo!

  1. Kyaaaa…kyunya pervert, dah gitu bad boy lagi, masa’ baru ketemu asal main cium aja. Hadeuh…kyaknya aku tau siapa yg bakal diasuh dan tinggal bareng seo, dan bakalan seru nich kayaknya..

  2. anyeong~~ reader baru hehe..
    sempet mampir dlu, cmn bru bsa bca sekarang..
    commentnya d next part yah 🙂

  3. Kyu kau kenapa tiba – tiba mencium Seo eoh?
    wah kau nepsong sekali,,,,
    trus itu siapa yang ditinggal diapartement Seo?
    Kyu kah? mudah2an aja lah… biar bisa begituan…
    puhaha

  4. Wooooahhh bagus ff nya
    Jadi benar2 kebayang seohyun jadi guru yang polos terus si kyuhyun yg berkarakter bad boy… serius nih ff kocak bgt!!!!!
    Tapi ada juga beberapa kosa kata bhs korea yg nggak dimengerti 😦

  5. aigooo baru baca part 1 nya aja buat aku senyum senyum sendiri.. suka deh kalo kyu jd bad boy hihi
    kyu bener bener bad boy + pervert tingkat akut nih hihi trs trus umurnya kyu disini berapa ? hahah ga kebayang kyu jd ank sma wkwk
    pasti yg mau diasuh seo , si kyu kah? aigo bakal seru nih lanjuut bacaaa 😀

Tinggalkan Balasan ke krilsalmine Batalkan balasan